Don’t forget the poor!

Published by

on

Konon pada saat voting pemilihan paus, Kardinal Bergoglio duduk bersebelahan dengan temannya, Kardinal Claudio Hummes dari Brazil. Ketika Bergoglio jelas terpilih sebagai paus yang baru, Kardinal Hummes ini memeluk, mencium dan berbisik kepadanya: jangan lupakan kaum miskin!

Bisikan itu mirip dengan yang dipesankan Yakobus, Kefas, dan Yohanes kepada Paulus dan Barnabas. Paulus dan Barnabas ini dipercaya untuk mewartakan kabar gembira kepada bangsa yang ‘tak bersunat’ dan menurut penuturan Paulus, ‘kompetensinya’ tak diragukan lagi. Paulus menangkap pesan mereka: kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya (Gal 2,10).

Mengingat kaum miskin secara psikologis bisa mengerem nafsu berkuasa dan bahkan mentransformasi nafsu kuasa itu menjadi kepedulian sosial, tetapi sebaliknya juga bisa makin memupuk kerakusan orang yang sudah mapan. Kardinal Bergoglio kiranya tak punya nafsu berkuasa dan malah ingatannya akan kaum miskin itu memengaruhi perilaku sehari-harinya: tak membuang-buang makanan, bersahaja dalam berpakaian, memangkas prosedur birokratis yang mendiskriminasi kaum miskin, dan sebagainya.

Mengingat kaum miskin juga sejalan dengan semangat doa Bapa Kami: berilah kami rezeki secukupnya untuk hari ini! Doa ini menuntun orang untuk memohon sesuatu tanpa dihantui oleh kekhawatiran duniawi. Doa ini mengajak orang untuk berpikir juga mengenai kepentingan bersama supaya semua saja berkecukupan, lebih daripada berpikir mengenai kesejahteraan kelompok yang malah bisa merenggut hidup orang lain.

Entah, apakah pesan ‘ingatlah kaum miskin’ ini disampaikan juga kepada ketua MPR yang baru terpilih sebelum subuh tadi, atau roh megalomania terus bergentayangan di gedung itu. Pesan itu bahkan relevan untuk kaum miskin sendiri untuk melawan roh megalomania (tapi nonviolence, please! Karena kekerasan adalah wujud roh megalomania).


RABU BIASA XXVII
8 Oktober 2014

Gal 2,1-2.7-14
Luk 11,1-4