Ngapain Juga Puasa…

Published by

on

Ada loh orang yang seraya menjalankan ibadatnya, memelihara rasa sirik terhadap orang lain di sekitarnya. Orang ini merasa menjalankan aturan ibadat secara sempurna dan mengkritik orang lain yang tak sesempurna dirinya. Murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi protes. Kiranya mereka berpuasa Senin-Kamis. Ngapain sih puasa begitu? Orang Farisi bilang, “Ya begitulah aturannya.” Murid-murid Yohanes bilang, “Karena guru mengajarkannya gitu.”

Murid-murid Yesus kok gak puasa?
Jelas: motif ikut-ikutan dan tradisi tidak memadai! Ini tidak berarti bahwa tradisi dan model yang diikuti itu buruk. Tradisi dan model praktik rohani itu bisa jadi sangat baik tetapi kalau orang menjalankan praktik hidup rohani hanya karena begitulah kebiasaannya, ia jadi korban sistem. Jika orang berpuasa semata karena meniru perilaku modelnya, ia jadi penyembah idol alias berhala! Baik penyembah berhala maupun korban sistem tidak kreatif, tak menangkap makna tindakan baik yang dijalankannya.

Yesus menyodorkan kebaruan: praktik rohani mesti dilandasi relasi pribadi dengan pokok keselamatan, yaitu Allah sendiri. Selama orang hidup di hadirat Allah, ia tak perlu berpuasa bla bla bla; tetapi pada saat-saat orang susah connect dengan Allah itu, ia mungkin perlu berpuasa atau menjalankan praktik hidup rohani lainnya. Supaya apa? Supaya ia bisa connect dengan Allah itu (bukan supaya memenuhi ajaran agama atau nasihat guru rohani belaka)!

Menurut da’i sejuta umat, puasa itu intinya adalah pengendalian diri. Maka, aneka bentuk pengendalian diri yang memungkinkan orang connect dengan Allah juga bisa jadi salah satu bentuk puasa: gak harus soal diet makan-minum! Orang yang imannya kreatif bisa mencari bentuk baru dalam berdoa dan berpuasa.


SENIN BIASA II B/1
19 Januari 2015

Ibr 5,1-10
Mrk 2,18-22

3 responses to “Ngapain Juga Puasa…”

  1. Rediningrum Setyarini Avatar

    Soal pembiasaan kali ya? Ketika seorang terbiasa didoktrin, diminta menghafal/ diminta melakukan suatu tanpa melewati proses penalarannya: puasa, dll, keberdayaannya untuk tanggap atas tiap peristiwa hidupnya jadi mirip robot. Jadi inget waktu ada di posko relawan tsunami Aceh, lewat sejam kelompok seragam hijau masih duduk2 belum mulai bantu2 apa pun: nunggu komando: sementara (syukurlah) temen2 K3AJ sudah sibuk mencari pekerjaan di posko meski baru dateng sekitar 5 menit.

    Like

    1. romasety Avatar

      Ya memang beda, orang yg punya niat dari dalam untuk membantu sesama dan orang yg punya niat lain…

      Like

  2. […] Lha menjadi pertanda kenangan terhadap “mempelai” yang dah gak ada lagi seperti dulu. Puasa bermakna sebagai upaya untuk reconnect dengan Kristus yang pernah hidup dalam sejarah manusia. Trus, kalau memang puasa Kristen itu romantis, kok malah […]

    Like