posesif

God Save the Gank

Curcol dulu. Saya mengucapkan nazar ketaatan hampir sekitar 30 tahun lalu ketika usia saya masih 20-an, tahun maksudnya, mosok bulan. Saya mesti taat kepada pemimpin geng saya, dalam untung dan […]

A Brave New World

Sudah diindikasikan pada posting terdahulu bahwa tidaklah tepat jika perikop teks Injil hari ini bernuansa penggandaan roti sebagai mukjizat dalam arti peristiwa spektakuler menurut sensasi manusiawi. Ceritanya dituliskan sebanyak enam kali […]

Doa Koruptor

Ini pengulangan refleksi enam tahun lalu: doa orang suci itu tidak mengorupsi waktu kerjanya, tetapi menambah kualitas kerjanya, sementara itu, kerja orang kudus bukannya meniadakan waktu doanya, melainkan menyempurnakan, mengutuhkan, […]

Pedang Damai

Pada masa pandemi ini, apalagi yang mengalami PSBB, orang bisa menguji kadar kangennya pada pribadi-pribadi yang dekat di hati. Saya kira, seorang kakek/nenek lebih kangen pada cucu mungil mereka daripada […]

Menerima Kematian

Elizabeth Kubler-Ross, seorang psikiatris, mengamati ada tahap-tahap kematian yang berbeda-beda pada mereka yang sekarat dan menderita penyakit terminal. Menurutnya, biasanya ada lima tahap dasariah yang dialami orang saat menghadapi kematian: […]

Sense of Belonging Sesat

Kalau kemarinnya kemarin saya bawel soal simbol, hari ini soal sense of belonging. Ungkapan ini rupanya ditafsirkan oleh orang yang posesif dan jadilah saya ikut keliru memahami sense of belonging sebagai rasa memiliki. […]