Praying Heart Implies Humility

Kamis Prapaska I

Tambahan Ester 4,10a.10c-12.17-19
Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku…selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan.

Mat 7,7-12
“Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari kalian yang memberi batu kepada anaknya jika ia meminta roti?…”


Doa adalah jiwa relasi manusia dan Tuhan, nafas intimitasnya dengan Tuhan. Ini berarti bukan lagi soal berapa putaran rosario dilakukan, pada jam berapa doa Malaikat Tuhan harus didaraskan, berapa lilin yang harus dinyalakan untuk intensi permohonan tertentu, atau berapa kali dibuat misa untuk pemberkatan rumah, berapa menit harus doa persiapan dan aneka pertanyaan di seputar apa yang kasatmata. Ini adalah soal sikap batin manusia di hadapan Allahnya.

Sebagaimana Ester menggantungkan dan mengandalkan hidupnya hanya kepada Allah, demikian halnya seorang anak yang meminta kepada ayahnya: ia tidak berpretensi bahwa dengan satu dan lain cara ia masih bisa memanipulasi orang lain demi mendapatkan apa yang diinginkannya; ia mengandaikan ayahnya tahu dan akan memberikan apa yang ia butuhkan. Dari pihaknya sendiri, ia tak manipulatif, tetapi komunikatif alias jujur. Meminta sesuatu mengandaikan pengakuan bahwa orang memiliki ketidakmampuan dan bersikap terbuka kepada otoritas di luar dirinya untuk melakukan penilaian apakah yang dimintanya tepat atau tidak: bukan apa yang kukehendaki, melainkan kehendak-Mu…

Maka, kalau konon Mahatma Gandhi berkata praying is not asking, it is daily admission of one’s weakness, yang ditunjuknya pun bukan soal aneka permintaan yang dipunyai orang, melainkan soal sikap rendah hati orang di hadapan Allah. Hati pendoa tampak dalam kerendahan hati di hadapan Tuhan dan sesama.