Makin Suci, Makin Matre’

Published by

on

Gereja Katolik hari ini merayakan pesta salah satu rasul Yesus yang bernama Tomas. Sosok murid ini dianggap kurang atau susah percaya. Memang, dikatakan dalam teks, dia tidak akan percaya jika bla bla bla. Kepercayaannya bersyarat. Akan tetapi, itu sepertinya cuma sesumbar Tomas. Ketika Yesus datang betulan dan memintanya untuk meletakkan jari ke bekas luka Yesus, Tomas malah mengungkapkan pernyataan syahadatnya.

Kiranya ketidakpercayaan Tomas itu wajar. Ia tak percaya pada kesaksian teman-temannya. Ia mau melihat sendiri. Ia gak butuh mukjizat, pokoknya melihat tanda-tanda pada tangan, kaki dan lambungnya! Ia juga gak percaya pada kemuliaan Yesus yang terpisah dari kemanusiaan Yesus yang menderita di salib. Narasi ini dipakai penulis Yohanes pada akhir abad pertama untuk menanggapi aliran pemikiran saat itu yang kiranya meresahkan jemaat perdana. Ada sekelompok orang yang tidak menerima kedatangan Anak Allah dalam kedagingan (2Yoh 7; 1Yoh4,2-3). Ada juga aliran gnostik yang menomorduakan materi dan badan. Narasi Yohanes ini menanggapi paham itu dengan mengatakan bahwa melihat itu berarti percaya. Tomas tak perlu bertele-tele dengan aneka teori, melihat Yesus yang bangkit pun sudah lebih dari cukup. Nyatanya ada banyak orang lain yang tidak melihat, tetapi percaya.

Yesus ndelalahnya ya baik, tidak memarahi Tomas (cuma nglulu dalam bahasa Jawa) dan malah menegaskan apa yang dibutuhkan Tomas dan murid-murid yang lain juga. Mereka semakin yakin bahwa Yesus yang bangkit mulia itu adalah pribadi yang sama dengan Yesus yang disiksa dan mati di salib, yang berurusan dengan dunia material juga. Dalam materilah Yesus Kristus bisa mewujudkan kerohanian-Nya. Maka dari itu, ia juga menanggung aneka konsekuensi: konflik, disalahpahami, dimusuhi, dan akhirnya dibunuh. Implikasinya, umat beriman yang hendak mengikuti Dia ya normalnya bukan hanya ndherek mulya, melainkan juga berjibaku dengan hiruk pikuk dunia material untuk mewujudkan kesucian Allah di dalamnya.

Ya Tuhan, bantulah aku supaya mampu melihat kemuliaan-Mu dalam aneka pergumulan dan kesusahan hidupku. Amin.


PESTA S. TOMAS RASUL
Hari Jumat Biasa XIII B/1
3 Juli 2015

Ef 2,19-22
Yoh 20,24-29

Posting Tahun Lalu: Doubter’s Prayer

Previous Post
Next Post