Sahabat di Jalan Pengharapan. Begitu tema yang disodorkan teman-teman muda saya yang hari ini untuk pertama kalinya menjadi imam setelah 10-12 tahun berproses. Tema itu tak terhubung dengan teks bacaan utama hari ini, tetapi dalam narasi hidup mereka saya menangkap poin yang disodorkan teks bacaan utama hari ini.
Poin itu adalah kerja senyap Allah. Entah apa dan bagaimana polah tingkah teman-teman muda ini, mereka toh tak terlepas dari kerja senyap Allah. Anda dan saya tentu punya tonggak-tonggak hidup yang di antaranya mungkin kita abaikan, tidak kita anggap sebagai tonggak, tetapi justru dalam senyap itu Allah sedang merenda masterpiece-Nya.
Teks bacaan utama hari ini akan jadi sumber kenaifan jika ditangkap sebagai narasi pertanian atau perkebunan dan menyambung-nyambungkannya dengan pribadi pembacanya: apakah aku tanah berbatu, semak, aspal, tanah subur; atau, apakah keluargaku menjadi tanah subur bagi panggilan ini itu?
Sekali lagi, poin perumpamaan teks bacaan hari ini kiranya lebih terhubung dengan kerja senyap Allah tadi, yang hanya dapat ditangkap sebagai rahmat alih-alih achievment, apalagi beban. Semoga Anda dan saya menangkap kerja senyap seperti ini, yang bisa jadi sangat subversif terhadap status quo. Amin.
RABU BIASA XVI C/1
23 Juli 2025
