Latihan Doa 2: Mendengarkan Tuhan

Published by

on

1. Persiapan Doa (5-15 menit)

Memilih (baca semua secara sepintas lalu memilih salah satu yang dianggap menyentuh hati), menyiapkan bahan doa:
– Kitab Mazmur 84 (Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan)
– Kitab Yeremia 18,1-6 (Aku sendiri menuntun engkau dan memberimu ketenteraman)
– Kitab 1 Samuel 3,1-10 (Bersabdalah Tuhan, hamba-Mu mendengarkan)
– Injil Matius 17,14-21 (Andai saja kamu punya iman sebesar biji sesawi…)
Mencari tempat doa yang kondusif, menonaktifkan apa saja yang bisa mendistraksi kegiatan doa.
Mengambil posisi yang paling kondusif untuk berdoa (duduk tegak, bersila, telungkup… tapi mungkin posisi ini nantinya membantu orang untuk tidur)

2. Doanya sendiri (20-60 menit)

  • Membaca perlahan-lahan dengan penuh perhatian bahan yang telah ditentukan sebagai bahan doa.
  • Memejamkan mata (atau juga kalau sudah terbiasa dan terlatih fokus dengan pandangan pada satu titik di depan) dan membayangkan dalam mata batin setting yang digambarkan dalam teks bahan doa.

Doa persiapan:

Tuhan Yesus, aku mohon rahmat keheningan batin dan ketekunan sehingga aku mampu berhenti sejenak, melihat kembali pengalaman-pengalaman pentingku belakangan ini dalam suasana doa dan mendengarkan secara sungguh-sungguh apa yang kiranya Tuhan sampaikan kepadaku.

Merenungkan pokok-pokok reflektif:

  • Mana sajakah pengalaman belakangan ini yang kuanggap penting? (Buatlah daftar dan klarifikasi pengalaman itu: dengan apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, mengapa terjadi)
  • Bagaimana persisnya pengalaman-pengalaman itu mempengaruhi diriku (cara pikirku, caraku merasa, cara bertindak, adakah perubahan)? Mengapa aku menganggap pengalaman-pengalaman itu penting?
  • Perasaan dominan apa yang ada dalam diriku belakangan ini? Sebut dan deskripsikan perasaan-perasaan dominan itu.
  • Atas dasar pengalaman-pengalaman signifikan dan perasaan dominan itu, di manakah kiranya aku bisa melihat dan merasakan kehadiran Tuhan yang penuh cinta? Kembalilah ke pengalaman itu dan nikmatilah dalam doa.

Melakukan wawancara batin

Mengimajinasikan Kristus yang bergantung di salib atau Bunda Maria berkenaan dengan keprihatinan/perhatian utama dan perasaan dominan yang kumiliki; membawa pengalaman-pengalaman penting dan perasaan dominan tadi dalam sharing dengan Kristus atau Bunda Maria.
Ke manakah kiranya Tuhan menuntun dan memanggilku? Tuhan bicara jika kita tekun mendengarkan-Nya. Apakah yang kudengar dari-Nya?
Mohon berkat atas keadaan diriku itu dan tinggal dalam kebersamaan dengan Kristus tersalib atau Bunda Maria.
Tutup dengan doa Bapa Kami atau Jiwa Kristus atau Salam Maria.

3. Refleksi (5-15 menit)

Mencatat poin-poin penting dalam proses doa:
(1) perasaan-perasaan sebelum doa, pada saat doa, dan setelah selesai doa
(2) insight yang diperoleh dari doa tadi (baik yang bersifat informatif intelektual maupun spiritual)
(3) niat atau dorongan-dorongan yang muncul setelah doa.