Pedoman Kedua

Pedoman kedua ini cocok bagi orang yang sudah maju dalam hidup rohaninya. Pedoman ini membantu orang untuk lebih peka membedakan gerakan roh yang tidak semakin mudah sehingga tidak terkecoh oleh tipu daya roh jahat. Bisa terjadi orang-orang baik melakukan kesalahan bukan karena pada dasarnya mereka jahat, melainkan karena minimnya pengetahuan untuk melihat kinerja roh jahat yang pada akhirnya memang menyeret orang pada kesesatan.

Misalnya seseorang yang sangat devotif kepada Bunda Maria pada suatu ketika diajak kawannya ikut kegiatan doa yang diselenggarakan oleh seseorang yang katanya mendapat penampakan Bunda Maria. Ia begitu gembira dengan kabar itu dan mengikuti segala acara yang dibuat oleh ‘penerima penampakan’ Bunda Maria itu. Ia tidak tahu bahwa penampakan Bunda Maria tidak begitu saja diakui Gereja dan ia semakin lama semakin aktif dalam kegiatan, bahkan juga untuk ikut mengeluarkan dana untuk mempropagandakan kegiatan, sampai bahkan ketika terbukti ajaran yang diikutinya sesat, ia tidak bisa lagi melihat kesesatannya; malah semakin menjadi-jadi mengkritik sana-sini.

Pedoman kedua ini dapat diuraikan dalam beberapa pokok:

  • Mengenai ciri roh baik dan roh jahat pada jiwa orang yang hidup rohaninya maju

Roh baik memberi kegembiraan sejati dengan menyingkirkan kegalauan yang ditimbulkan lawan. Roh jahat selalu berupaya melawan kegembiraan itu dengan menyodorkan pikiran atau gagasan sesat dan tipuan licik. Pokoknya roh jahat punya target menjatuhkan orang supaya tidak maju dalam olah rohaninya. Misalnya orang yang punya kebiasaan baik menyempatkan diri sebentar ke gereja pada jeda jam kerjanya mulai disodori pikiran “Gak efektif, gak ada pengaruhnya juga, orang lain yang gak ke gereja pun hidupnya baik, untuk apa mesti meluangkan waktu 15 menit di gereja, bisa dipakai utk hal lainnya.”

  • Hiburan tanpa sebab

Ada kalanya orang yang bangun tidur diliputi rasa ringan, damai, gembira, positif terhadap hidup yang akan dijalaninya. Aktivitasnya dijalankan dengan sangat enerjik. Kebanyakan orang mungkin mengalami hal seperti ini karena ada alasan yang cukup jelas: habis menang undian, akan bertemu pacar, akan pergi berlibur melancong… Bukan kegembiraan seperti ini yang dimaksudkan di sini.

Orang yang hidup kerohaniannya maju, bisa jadi mengalami hiburan yang penyebabnya bukan apa-apa saja yang terkait dengan rencana hidupnya atau hasil usaha yang telah diperolehnya. Akan tetapi, ini memang tidak kerap terjadi, biasanya berkaitan dengan mukjizat atau penampakan atau insight rohani yang terjadi begitu saja tanpa ada upaya dari pihak manusia. Hal seperti ini hanya bisa terjadi karena roh baik, karena hanya Tuhan yang bisa mencipta dari ketiadaan. Makhluk lain tidak bisa menciptakan sesuatu dari ketiadaan, paling banter mereka membuat mukjizat semu yang hanya terkait dengan diri sendiri saja, tujuannya pun tidak baik karena mengandung ajaran sesat. Konon roh jahat bisa membuat mukjizat sejauh Tuhan membiarkannya (untuk menghukum mereka yang menolak mukjizat sejati dari Allah).

Meskipun hiburan tanpa sebab itu bisa dipastikan datangnya dari Allah, tidak berarti tidak ada godaan. Setelah hiburan tanpa sebab itu pun orang perlu hati-hati karena godaan bisa menyeret ke arah lain; setelah hiburan rohani, orang bisa ditipu melalui pikiran-pikiran dan perasaan yang bergelora untuk mengalihkan hatinya. Maka, tetaplah penting orang menggunakan rasio dan mengadakan penegasan, termasuk konsultasi dengan pembimbing rohani. Tanpa mekanisme ini, orang sungguh bisa disesatkan oleh roh jahat, betapapun ia merasa gembira.

Hiburan dengan sebab

Hiburan dengan sebab ini bisa datang dari roh baik tetapi juga bisa datang dari roh jahat. Seorang aktivis paroki yang semula hanya giat di persekutuan doa begitu gembira ketika ada frater yang memperkenalkannya dengan orang-orang miskin. Ia merasa hidup berimannya semakin komplit dengan bekerja di antara orang miskin. Ia mengerti mengapa Gereja memiliki preferential option for the poor. Ia sedemikian bersemangat melayani orang-orang miskin itu sampai-sampai waktu rohaninya terkikis. Ia tak pernah lagi berdoa karena asyik dengan pelayanan orang-orang miskin. Akhirnya malah ia sendiri jauh dari Tuhan… “Yang penting hidup baik bagi sesama, doa atau agama itu kan cuma embel-embel.” Begitulah, ujung-ujungnya ia terseret oleh maksud roh jahat.

  • Roh jahat yang menyamar

Roh baik tidak menyamar, tetapi roh jahat bisa mengambil rupa roh baik untuk mencapai targetnya. Seorang pastor yang menerapkan prinsip see-judge-act bisa saja menemukan langkah pastoral yang sangat baik. Ia mengupayakan kunjungan keluarga sepanjang hari hingga larut malam demi mengenal domba-dombanya, tetapi lama kelamaan waktu untuk komunitas atau hidup doa dan persiapan kotbahnya habis untuk kunjungan itu. Ia malah bisa mengalami kekeringan rohani, dan jubahnya terasa panas sehingga perlu copot jubah dan meninggalkan imamatnya.

Refleksi pengalaman jatuh

Kadang orang benar-benar jadi seperti keledai, jatuh dalam dosa yang sama karena tidak pernah merefleksikan pengalaman jatuhnya. Untuk merefleksikannya, orang perlu melihat prosesnya dari awal sampai akhirnya orang jatuh dalam dosa: (1) awalnya, siapa yang memulai, diri sendiri atau sesuatu yang lain, apa bentuknya dan bagaimana saya menanggapinya, (2) pada saat macam apa saja godaan itu mudah masuk atau saya tanggapi, waktu sedih, kecewa, siang-malam-pagi, dll (3) pikiran macam apa yang ditawarkan, gagasan, bagaimana logikanya, apakah sifatnya menyeluruh atau cuma menonjolkan sebagian dari kenyataan, (4) bagaimana roh baik menegur saya, sentuhan macam apa yang disodorkannya.

  • Ungkapan-ungkapan godaan

Semua orang berbuat begitu, mengapa aku tidak? Hidup ini cuma sekali, maka nikmati saja toh. Tak usah sok suci, jadi manusia yang biasa-biasa saja. Ikuti saja sebentar. Tak usah kecewa, tak apa-apa (berdosa itu).

Sumber: Paul Suparno, Roh Baik dan Roh Jahat.

 

4 replies

No Comment

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s