Masih Mau Korupsi? Plis deh…

Sabtu Prapaska I

Ul 26,16-19
Engkau telah menerima janji Tuhan pada hari ini bahwa Ia akan menjadi Allahmu dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya…bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya….Ia akan mengangkat engkau di atas segala bangsa.

Mat 5,43-48
Kalian telah mendengar perkataan: kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu, tetapi aku berkata kepada kalian: cintailah musuh-musuhmu…. Hendaklah kalian sempurna seperti Bapa yang di surga sempurna adanya.

 

Bacaan pertama menyajikan suatu model bagaimana mengasihi Allah, yaitu dengan cara menaati hukum dan perintah-Nya. Ini tidak perlu dimengerti sebagai cinta bersyarat Allah kepada umat beriman. Allah mau manusia taat pada hukum-Nya, bukan melulu demi hukum-Nya, melainkan demi kehidupan manusia sendiri. Ini lebih tepat diletakkan dalam konteks pokok anggur yang menyokong hidup ranting-rantingnya (Yoh 15,4). Tentu orang bisa memilih cara lain, lepas dari pokok anggur, tetapi itu berarti ia tidak berbuah, tak purna.

Ketaatan umat beriman kepada hukum dan perintah Allah dimaksudkan sebagai sarana istimewa untuk menjadi sempurna, sama seperti Bapa sempurna di surga. Akan tetapi, hukum dan perintah-Nya ini tidak akan tercapai maksudnya jika ditangkap dengan cara pandang ahli-ahli Taurat dan guru-guru Yahudi. Mengapa? Karena mereka korup!!! Bacaan Injil menunjukkannya.

Pernyataan Yesus membongkar pemikiran korup para guru Yahudi terhadap perintah Allah. Perintah yang mana? Kali ini perintah untuk mengasihi sesama: mereka menyempitkan makna ‘sesama’ sebagai kelompok bangsa atau agama mereka sendiri. Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati (Luk 10,30-37) mengoreksi paham sempit orang Yahudi mengenai ‘sesama’…mungkin dari situlah muncul aneka korupsi lainnya.

2 replies