Mind Your Own Business

Published by

on

Bacaan-bacaan pada akhir masa Paska ini diambil dari akhir Kisah Para Rasul dan akhir Injil Yohanes. Akhir kedua kitab ini tidak sesuram akhir hidup Yesus, tetapi memberi harapan akan kebangkitan dan kehadiran Roh Kudus dalam diri pembaca. Paulus, yang minta naik banding sehingga akhirnya tiba di Roma, sama sekali tidak menyerang bangsa Israel dengan memprovokasi Kaisar. Ia tidak memiliki kesalahan yang layak untuk hukuman mati; hanya konspirasi sebagian orang Yahudilah yang membuat Paulus dipenjara. Akan tetapi, bahkan dalam masa tahanan rumahnya selama dua tahun, Paulus tetap dengan bebas mewartakan Injil Tuhan. Fisik boleh terbelenggu, tetapi Roh takkan pernah.

Akhir Injil Yohanes menyajikan pertanyaan Petrus mengenai nasib Yohanes. Petrus yang diminta menggembalakan domba memang punya ‘alasan’ untuk mempertanyakan peran murid yang lain: lah, kalau nanti aku bekerja sendirian, dia ngapain? Petrus mungkin sedikit kepo, tetapi bisa dimaklumi karena tugasnya tidak ringan. Mestikah ia sendirian menanggung kesusahan sementara murid yang dikasihi itu hidup nyaman tak menanggung penderitaan yang berarti? (Memang tradisi mengatakan bahwa Yohanes adalah satu-satunya rasul yang mati tanpa jalan kemartiran berdarah. Ia meninggal di pengasingan) Jawaban Yesus lugas: urusanmu apa sih? Kamu kan cuma kuminta: ikutlah aku!

Paulus tidak mempersoalkan bangsanya yang membenci pewartaannya. Ia tetap fokus pada pewartaan kebangkitan Kristus. Itulah juga yang diharapkan Kristus kepada semua murid-Nya untuk mengikuti Dia. Konsekuensinya tentu beragam: ada yang akhirnya menjadi martir, tetapi ada juga yang tidak mengalaminya, entah bagaimanapun jalannya. Yang penting orang fokus pada panggilannya untuk mengikuti Kristus, apapun pekerjaannya.

FocusedJika orang tidak fokus pada panggilan kebenaran itu, kepo bisa menyesatkannya, sibuk dengan apa yang kelak akan menimpa dirinya dengan refren ‘jangan-jangan’, orang tidak menemukan peran dalam hidupnya dan mungkin malah jadi minder abis, sedikit kesulitan saja sudah bisa memprovokasinya untuk mengeluh, tidak krasan dengan dirinya sendiri dan malah bersemangat untuk melakukan black campaign, menjelek-jelekkan orang lain dan sebagainya.

Catatan kecil: Yohanes disebut murid yang sangat dikasihi dan orang bisa menafsirkan bahwa Yesus pilih kasih. Akan tetapi, sebetulnya predikat murid yang dikasihi itu tidak berangkat dari sikap Yesus yang membeda-bedakan, melainkan bagaimana Yohanes melakukan focusing pada apa yang ditawarkan Yesus. Tak mengherankan, ada ungkapan yang berbunyi: life is 10% what happens to you and 90% how you respond to what happens to you. So, mind you own business, tanpa harus diartikan menjadi egois belaka.


SABTU PASKA VII
7 Juni 2014

Kis 28,16-20.30-31
Yoh 21,20-25

One response to “Mind Your Own Business”

  1. […] Posting Tahun Lalu: Mind your own business […]

    Like