1. Persiapan Doa (5-15 menit)
Memilih (baca semua secara sepintas lalu memilih salah satu yang dianggap menyentuh hati), menyiapkan bahan doa:
– Mzm 115 (Keagungan dan kebaikan Allah yang sejati)
– Rm 10,8-18 (Setiap orang yang berseru kepada Tuhan, akan diselamatkan)
– Luk 1,26-38 (Kidung pujian Maria)
– Yoh 10,7-18 (Aku datang supaya mereka mempunyai kehidupan)
Mencari tempat doa yang kondusif, menonaktifkan apa saja yang bisa mendistraksi kegiatan doa.
Mengambil posisi yang paling kondusif untuk berdoa (duduk tegak, bersila, telungkup… tapi mungkin posisi ini nantinya membantu orang untuk tidur)
Doa persiapan:
Tuhan Yesus, aku mohon rahmat untuk memahami dan menghargai hiburan rohani dalam hidupku dan mengerti bahwa itu bukan sekadar perasaan ‘baik’, melainkan lebih merupakan suatu pengalaman akan Allah yang dengan penuh cinta menarik diriku kepada-Nya.
2. Doanya sendiri (20-60 menit)
- Catatan: Hiburan rohani ialah setiap gerakan atau situasi afektif yang mendekatkan kita dengan Allah atau yang membantu kita untuk kurang berpusat pada diri sendiri dan membuka diri bagi orang lain dalam kemurahan hati, pelayanan dan cinta. Ciri utama konsolasi ialah bahwa gerakannya mengarah pada perkembangan, kreativitas dan kepenhan hidup dan cinta yang autentik dalam arti bahwa gerakan itu menarik kita pada kasih akan Allah dan sesama yang lebih penuh, efektif murah hati, sekaligus pada cinta yang benar terhadap diri sendiri (D. Lonsdale)
Beberapa contoh dalam Kitab Suci bisa disebutkan: kidung Maria (Luk 1,26 dst), ketertarikan Salomo kepada hal-hal ilahi (1Raj 3,4 dst), kerinduan mendalam Maria Magdalena akan Allah (Yoh 20,11 dst), iman mendalam perwira Roma (Mat 8,5 dst), keberanian Stefanus untuk menghadapi kemartiran (Kis 7,51 dst), roh detachment Paulus (Kis 20,17 dst).
Lihatlah hidup beriman Anda dan amatilah pengalaman-pengalaman hiburan rohani manakah yang begitu mendalam! Mengapa pengalaman-pengalaman itu dikatakan mendalam? Refleksikanlah, klarifikasi dan hidupi kembali pengalaman-pengalaman itu dalam doa. - Bagaimana pengalaman-pengalaman konsolasi itu memperdalam relasiku dengan Tuhan? Bagaimana pengalaman itu mendekatkan aku dengan Tuhan?
- Konsolasi kita, khususnya yang mendalam, merupakan komunikasi-diri Allah kepada kita. Memang, kerap kali Tuhan bicara dan berurusan dengan kita secara paling intim melalui dan dalam pengalaman konsolasi kita.
Dengan melihat pengalaman konsolasi mendalam, termasuk yang baru saja dialami, suara Tuhan apa yang kutangkap kepadaku? Bagaimana aku merasakan Tuhan menarik dan mengundangku saat ini? Ke arah mana Ia menggerakkan aku (tindakan atau sikap tertentu misalnya)?
- Rahmat konsolasi yang beragam dalam sejarah hidup pribadi kiranya tak bisa dilihat seolah-olah konsolasi yang satu terpisah dari yang lainnya. Untuk memahami konsolasi kita dengan baik, khususnya yang mendalam, kita perlu mengaitkannya satu sama lain dan juga melihat polanya dalam hidup kita. Pola rahmat konsolasi kita mencerminkan pola kehadiran dan tindakan cinta Allah dalam hidup kita.
Pola cinta Allah seperti apa yang kulihat dalam pola rahmat konsolasi dalam sejarah hidupku? - Doakanlah Yoh 10,7-18
Di sini Tuhan berkata bahwa Ia datang supaya mereka memiliki hidup sampai kepenuhannya. Satu tanda pasti akan konsolasi yang sejati ialah kualitas life-giving baik dalam diri kita maupun dalam diri orang lain yang kita jumpai.
Bagaimana pengalaman-pengalaman konsolasiku sungguh memiliki kualitas macam itu bagiku maupun bagi orang lain, khususnya mereka yang kubantu atau kulayani?
Hidupilah kembali pengalaman-pengalaman itu dalam doa.
Melakukan wawancara batin
Mengimajinasikan Kristus yang bergantung di salib atau Bunda Maria dan menyampaikan hal-hal tadi dan mendialogkannya: pengalaman konsolasi dan dampaknya bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang dijumpai.
Mohon berkat Allah dan akhiri dengan rasa syukur yang tulus atas sentuhan Allah dan rahmat penghiburan, dengan doa Bapa Kami atau Jiwa Kristus atau Salam Maria.
3. Refleksi (5-15 menit)
Mencatat poin-poin penting dalam proses doa:
(1) perasaan-perasaan sebelum doa, pada saat doa, dan setelah selesai doa
(2) insight yang diperoleh dari doa tadi (baik yang bersifat informatif intelektual maupun spiritual)
(3) niat atau dorongan-dorongan yang muncul setelah doa.
Categories: Spiritual Exercises