Latihan Doa 40: Panggilan Murid-murid Pertama

1. Persiapan Doa (5-15 menit)

Memilih (baca semua secara sepintas lalu memilih salah satu yang dianggap menyentuh hati), menyiapkan bahan doa:
Mrk 1,14-22 (Panggilan para murid pertama)
Luk 5,1-11 (Panggilan murid-murid pertama)
Mat 9,9-13 (Panggilan Matius)
Yoh 6,35-70 (Tuhan, kepada siapa aku pergi?)
Mencari tempat doa yang kondusif, menonaktifkan apa saja yang bisa mendistraksi kegiatan doa.
Mengambil posisi yang paling kondusif untuk berdoa (duduk tegak, bersila, telungkup… tapi mungkin posisi ini nantinya membantu orang untuk tidur)

Doa persiapan:

Tuhan Yesus, aku mohon rahmat pengetahuan batin yang mendalam akan pribadi-Mu, nilai-nilai injili-Mu dan khususnya cara-Mu mencinta supaya aku semakin jatuh cinta pada-Mu, mengikuti-Mu dan mencinta sebagaimana Engkau mencinta.

2. Doanya sendiri (20-60 menit)

  • Kontemplasikanlah kisah panggilan murid-murid pertama Yesus:
    Imajinasikanlah Galilea dan masuk dalam suasana doa, dalam adegan-adegan Injil, dengan mempertimbangkan tempat dan para murid serta orang-orang di sana.
    Apakah yang kulihat? Apa saja yang kudengar? Kucium? Kusentuh? Mungkin juga kucecapi?
    Luangkan waktu untuk masuk dalam detil bagaimana Yesus memanggil murid-murid-Nya dan perlahan-lahan pada akhirnya memfokuskan perhatian pada-Nya dan menatap penuh kasih wajah-Nya.
    Kualitas dan nilai apakah yang menyentuhku saat aku bersama Yesus yang memanggil murid-murid pertama-Nya?
  • Setelah mengklarifikasi kualitas-kualitas dan nilai-nilai Tuhan (misalnya sikap lepas bebas/detachment, sense akan panggilan Tuhan, kepercayaan, tindakan dan kata yang penuh otoritas), ambillah waktu untuk memohon kualitas dan nilai serupa bagi diriku.
  • Biarkanlah diriku mengalami banyak rasa hormat dan sekaligus rasa sayang kepada Tuhan saat mengkontemplasikan misteri panggilan murid-murid pertama-Nya — Putera Allah yang sepenuhnya bisa mencukupi diri sendiri tetapi toh memanggil orang-orang lemah dan pendosa seperti kita untuk menjadi sahabat-Nya.
  • Doakanlah perikop Lukas 5,1-11.
    Di sini Yesus meminta Petrus untuk menebarkan jalanya. Kutipan yang dipakai sebagai moto Uskup KAS: duc in altum.
    Kapankah momen-momen dalam hidupku ketika Tuhan menyampaikan undangan serupa, memintaku untuk lebih sedikit membuka diriku, untuk mengambil jalan yang jarang ditempuh (road less traveled), untuk membuat semacam lompatan iman dan memberikan diri lebih, bahkan meskipun awalnya menyakitkan?
    Kembalilah ke momen-momen itu dan hidupi kembali dalam doa.

Melakukan wawancara batin

Mengimajinasikan momen-momen panggilan Yesus dan mendialogkan pokok-pokok tersebut di atas.
Berterima kasihlah pada-Nya bahwa Ia memercayaiku dan memanggilku untuk menjadi murid-Nya, meskipun aku tak pantas, bahkan pendosa.
Mohon berkat
Allah dan akhiri dengan rasa syukur yang tulus atas sentuhan Allah dan rahmat penghiburan, dengan doa Bapa Kami atau Jiwa Kristus atau Salam Maria.

3. Refleksi (5-15 menit)

Mencatat poin-poin penting dalam proses doa:
(1) perasaan-perasaan sebelum doa, pada saat doa, dan setelah selesai doa
(2) insight yang diperoleh dari doa tadi (baik yang bersifat informatif intelektual maupun spiritual)
(3) niat atau dorongan-dorongan yang muncul setelah doa.