I knelt to pray but not for long,
I had too much to do.
I had to hurry and get to work
For bills would soon be due.
So I knelt and said a hurried prayer,
And jumped up off my knees.
My Christian duty was now done
My soul could rest at ease.
All day long I had no time
To spread a word of cheer.
No time to speak of Christ to friends,
They’d laugh at me I’d fear.
No time, no time, too much to do,
That was my constant cry,
No time to give to souls in need
But at last the time, the time to die.
I went before the Lord,
I came, I stood with downcast eyes.
For in his hands God held a book;
It was the book of life.
God looked into his book and said
“Your name I cannot find.
I once was going to write it down…
But never found the time“
Kathryn Neff Perry
Memang orang bisa merasa tak punya waktu untuk sekadar hening dan menyadari hadirat Tuhan, tetapi ia punya waktu untuk iri hati, cemburu, berprasangka buruk, menyimpan dendam begitu lama terhadap orang lain. Andaikan saja waktu penyimpanan dendam itu dikurangi lima menit untuk berdoa, apa kiranya yang terjadi?
Doa memang kewajiban, untuk mereka yang di kepalanya penuh dengan perhitungan hak dan kewajiban. Akan tetapi, itu bukan satu-satunya gagasan yang layak dipelihara. Konsep waktu barangkali perlu dikoreksi. Orang stres, cemas, bertengkar, marah, jengkel, berperang, lantaran mereka cuma punya satu konsep mengenai waktu: linear kronologis! Pada konsep waktu itu ada deadline, masa tenggang, masa aktif, dan sebagainya.
Bacaan Injil hari ini menyodorkan konsep waktu yang berbeda: kairos, waktu kualitatif yang tidak linear. Waktu macam inilah yang menantang orang untuk memberi terang, pun dalam situasi serba terbatas. Orang diundang untuk memberi kualitas terhadap waktu yang dimilikinya, entah 10 menit, sepuluh bulan, atau sepuluh tahun, bahkan 60 tahun. Doa adalah salah satu cara efektif untuk memutus konsep waktu linear dan memberi kualitas kepadanya. Ini bukan doa sebagai kewajiban, melainkan kesadaran dinamis hidup di hadirat Allah. Ini adalah momen untuk menyingkap yang tersembunyi di balik aneka kerapuhan hidup orang.
So, kalau kita bilang gak punya waktu untuk doa, barangkali kita gak memberi kualitas pada aneka kegiatan fisik yang time-consuming itu. Semoga Tuhan membantu untuk memberi kualitas pada hidup kita. Amin.
SENIN BIASA XXV
22 September 2014
Categories: Daily Reflection