Passa Questo Mondo

Dua hari kemarin kita disodori tema kesabaran dan menunggu kedatangan akhir zaman secara aktif. Orang beriman gak cukup hanya bersabar menunggu dengan plonga-plongo, melainkan secara aktif terlibat dalam proyek apa saja untuk kepentingan universal. Proyek apa saja untuk kepentingan universal itu apa sih, gak jelas!

Dalam bacaan-bacaan hari ini ada frase Yerusalem Baru dan tanda-tanda alamiah musim baru, yaitu pohon yang bertunas. Tunas-tunas ini seolah mengantar masa Yerusalem baru, menggantikan Yerusalem yang bakal hancur lebur. Ada yang berlalu dan ada yang muncul, tetapi ada yang tetap berlangsung sebelum dan sesudah kemunculan Yerusalem baru itu. Apa itu?

Passa questo mondo passano i secoli. Solo chi ama non passerà mai. Dunia dan zaman ini boleh dah lewat, cuma mereka yang mencinta itulah yang bertahan. Itulah “proyek apa saja untuk kepentingan universal”: melakukan segala-galanya, lintas ruang dan waktu, dalam cinta. Proyek ini tak akan pernah berlalu.

We might be through with the past, but the past ain’t through with us.
Ini adalah ungkapan dalam skrip film Magnolia yang menyinggung fakta bahwa tanpa pengampunan, orang galau dengan identitas dirinya dan tak pernah bisa move on. Semakin keras hati, semakin besar energi yang dikeluarkan untuk menampilkan topeng dan semakin susahlah identitas rohani terkuak. Artinya, proyek universal tadi macet! Biar gak macet, orang mesti membebaskan diri dari hantu masa lalu. Caranya? Pengampunan, brow!

Pengampunan bukan semata soal siapa yang salah dan siapa yang benar; ini terkait dengan pertobatan dan pengampunan itu laksana tunas pohon yang mengantar kita pada musim baru.


JUMAT BIASA XXXIV
28 November 2014

Why 20,1-4.11;21,2
Luk 21,29-33