Terlanjur Married

Dari sepuluh pasangan suami istri, berapa yang sebelum menikah pernah bertanya untuk apa married? Mungkin sembilan malah bertanya: why not? Semua orang begitu, agama memerintahkan begitu, tren biologis juga normalnya begitu, saya juga ada di dunia ini karena orang tua saya married, dan semacamnya. Jadi, yang seharusnya bertanya itu mereka yang memilih jomblo dong! Merekalah yang pantas bertanya mengapa memilih gak married.

Yang sebelum menikah bertanya untuk apa menikah tinggal satu pasangan; jawaban yang diperolehnya adalah salah satu dari jawaban yang dilihat mereka yang gak bertanya-tanya tadi: semua orang begitu, agama memerintahkan begitu, tren biologis juga normalnya begitu, dan semacamnya… Akhirnya, entah bertanya sebelum menikah atau tidak, jebulnya sama saja ya, haha…

Yusuf, tunangan Maria, tidak masuk dalam dua golongan tadi. Ia tentu mengalami pergulatan tersendiri untuk percaya bahwa Maria hamil bukan oleh laki-laki lain, melainkan oleh makhluk alien. Entah siapa pun yang menghamilinya, Yusuf mengerti betul skandal ini mengancam hidup Maria. Maka, ia berniat menceraikan Maria serahasia mungkin supaya Maria masih punya cara untuk membebaskan diri dari hukuman mati (bdk. Ul 22,25-27). Rupanya Yusuf bingung juga ya.

Pada saat itulah malaikat Tuhan masuk melalui mimpinya. Yusuf diberi alternatif penyelesaian persoalan secara lebih sederhana: ambil saja Maria sebagai istri. Soal hamilnya oleh siapa, kalau belum percaya juga bahwa ia hamil oleh Roh Kudus, ampuni saja kalau-kalau Maria berbohong. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan oleh malaikat Tuhan itu: ia menikahi Maria.

Loh, berarti Yusuf masuk dalam golongan kedua tadi dong! Sebelum menikahi Maria, ia bertanya untuk apa menikahi Maria dan jawabannya: sesuai dengan perintah agama. Haiyaaaa… mari ikuti pendalaman iman lagi ya! Yusuf bukannya mengikuti perintah agama, melainkan mengikuti perintah malaikat Tuhan! Relasi dengan Tuhanlah (melalui malaikat-Nya) yang menggerakkannya untuk mengambil keputusan untuk married dengan Maria: ia mau berpartisipasi dengan proyek keselamatan Allah.

De facto, lebih banyak orang yang statusnya “terlanjur married” dan gak pikir soal menikah untuk suatu keterlibatan dalam proyek Allah. Orang pikir status dulu, baru kemudian proyek Allah. Bahkan yang jadi pastor atau suster pun bisa jadi pikir soal peluang kerja, perbaikan nasib dulu. Soal relasi dengan Tuhan dipikir nanti!

Ya, tak apa. Tuhan masih bisa bekerja pada orang yang sudah terlanjur, bahkan pada yang terlanjur punya 9 anak sekalipun! Pertanyaan soal keterlibatan tetaplah relevan: bagaimana menularkan kepada sepuluh anak itu untuk menjadi co-workers Tuhan sendiri (kliknya tuh di sini).


HARI KHUSUS ADVEN
Kamis, 18 Desember 2014

Yer 23,5-8
Mat 1,18-24