Dominus, wo bist du?

Masih ingat anekdot Abu Nawas (atau Nasruddin, atau apa pun namanya) mencari cincin yang hilang di halaman hanya karena di halaman lebih terang daripada di tempat cincinnya hilang? Abu Nawas adalah kita: yang dicari apa, carinya di mana; pertanyaannya apa, cari jawabnya di mana!

Pertanyaan yang pantas diulang setiap saat adalah pertanyaan yang disodorkan Yesus: apa yang kamu cari? Pertanyaan ini senantiasa relevan dalam setiap tahap hidup orang dan bisa menjadi tolok ukur apakah orang semakin mengarah pada kedalaman hidup atau kedangkalan; apakah orang mengalami kebahagiaan atau kehampaan; apakah orang mendekati identitas dirinya atau semakin menjauh; apakah orang mendekati surga atau termangu-mangu di bibir neraka.

Pertanyaan itu dijawab oleh Andreas dan Simon dengan rumus pertanyaan juga: di manakah engkau tinggal? Tentu bagi mereka pertanyaan itu benar-benar berarti soal tempat Yesus tinggal karena mereka memang sedang berhadapan dengan sosok pribadi Yesus. Jawabannya jelas: mari, lihatlah. Para murid diajak untuk menemukan sendiri apa yang mereka cari.

Untuk zaman sekarang, yang dicari para murid itu tentu bisa ada di mana-mana. Ini bukan lagi soal tempat temporal historis Yesus, melainkan soal di mana jejak-jejak Allah bisa ditemukan. Untuk menemukannya, kiranya orang butuh bantuan. Samuel dibantu oleh imam Eli (silakan klik di sini untuk melihat posting lama). Petrus, rasul Yesus, dibantu oleh Andreas dan Andreas sendiri mendapat bantuan dari Yohanes Pemandi.

Bantuan itu tidak perlu semata dipahami sebagai bantuan dari pihak lain, tetapi sebenarnya dalam diri setiap orang sendiri sudah ada kapasitas yang membuat orang mampu menangkap panggilan Allah itu. Kemarin disodorkan bagaimana inisiatif panggilan senantiasa dari Allah, tetapi itu tidak menyatakan bahwa hati manusia kosong mlompong. Di situ sudah ada antena yang memampukan orang untuk menangkap arah dan antena ini lama-lama bisa hancur kalau tubuh manusia dipakai untuk pencabulan. Paulus menyarankan supaya orang memakai tubuhnya untuk memuliakan Allah. Gimana caranya ya?


HARI MINGGU BIASA II B/I
Minggu, 18 Januari 2015

1Sam 3,3b-10.19
1Kor 6,13c-15a.17-20
Yoh 1,35-42