Versi lengkap teks hari ini ada pada posting aman, amin, iman. Nah, mungkin karena hari ini ada demo besar-besaran, teksnya juga ikut didemo sehingga terpotong lima ayat terakhir. Tapi tenanglah, ini kan aksi damai, katanya lho ini, jadi cincai ajalah. Pokoknya ajaib aja dari Jakarta Pusat di hari Jumat ini pada jam dua siang jalanan ke arah Depok lancaaaaar banget. Mosok dari Casablanca ke Margonda cuma 50 menit, thanks to demo (yang bisa juga salah satu faktornya adalah soal potong memotong ayat itu)…
Karena teks dipotong, pemaknaannya juga bisa jadi berbeda dan teks hari ini berhenti pada kalimat: sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang. Ini adalah alasan sang ‘Tuan’ memuji bendahara yang tidak jujur. Lha wong gak jujur kok malah dipuji ya?
Rupanya bukan ketidakjujurannya yang dipuji, melainkan kecerdikannya untuk meluruskan yang bengkok, untuk bertobat, untuk membangun solidaritas, untuk membuat jaringan yang memungkinkan lebih banyak orang bisa mereguk suatu bonum commune. Kecerdikannya bisa diterangkan dari perspektif bacaan pertama. Mereka yang berjalan menuju kebinasaan ialah yang tuannya adalah perut, yang mereka anggap mulia sebenarnya adalah yang memalukan, dan yang pikirannya cuma tertuju pada perkara-perkara duniawi, sekalipun yang terlontarkan keras-keras adalah perkara agama! Ini politik, Bung, dan bisa-bisa malah yang menistakan agama justru pemeluk agamanya sendiri.
Barangkali dibutuhkan sikap cerdas dan humanis supaya kecerdikan anak-anak terang melebihi keculasan anak-anak dunia ini. Eaaaaa… promosi apaan nih?
Tuhan, semoga cinta-Mu mengobarkan anak-anak terang bangsa ini sehingga kekuatan mamon tidak memporak-porandakan bangsa yang dibangun dengan susah payah oleh para founding fathers. Amin.
JUMAT BIASA XXXI
(Peringatan Wajib S. Karolus Borromeus)
4 November 2016
Categories: Daily Reflection
Pendapat saya, anak-anak terang tidak jauh berbeda dengan anak-anak gelap. Kecerdikannya sama. Cuma anak-anak terang cerdik mengelola kegelapan. Mohon pencerahannya Mo. Thanks.
LikeLike
Apa belum cerah dengan pendapatnya? Hehe… [anak-anak gelap tak cerdik mengelola ‘keterangan’kah?]
LikeLike
Pandai, tapi digunakan untuk kegelapan. Hehehee…
LikeLike