Allah bukanlah hakim yang menghukum umat manusia, melainkan Cinta yang mengkomunikasikan kehidupan. Kehidupan bukanlah semata soal reservasi pernafasan, melainkan nafas yang menghembuskan cinta Allah. Cinta Allah bukan melulu kebebasan dari hukuman, melainkan hukum ilahi yang membebaskan manusia untuk merealisasikan citra Allah. Begitu kali ya lingkaran Allah, bukan lingkaran setan.
Saya tidak akan heran kalau mimik Anda setelah membaca kalimat-kalimat awal itu seperti dalam gambar di sebelah kanan.

Ini adalah lukisan perjumpaan Yesus dan Nikodemus, orang terpelajar kaum Farisi, yang sepertinya hendak tabayun pada Yesus mengenai apa yang sebetulnya dia maksud dengan, misalnya, mengusir para pedagang dari Bait Allah. Soalnya, Nikodemus tahu benar bahwa tindakan seperti itu hanya mungkin dilakukan oleh orang sekelas nabi. Padahal, Yesus ini datang dari Galilea, dan orang Farisi yakin bahwa tak ada nabi Allah yang datang dari sono. Jadi, Nikodemus cuma melongo saat ujug-ujug Yesus malah omong soal kelahiran kembali. Wajah melongo Nikodemus mirip dengan wajah Anda melongo membaca kebanyakan posting dalam blok ini. Pis pis pis.
Untuk menambah kemelongoan, Anda bisa pikirkan frase seperti “knowledge is power” dan lihat sekeliling betapa frase itu operatif mulai dari balita sampai oversewid (lewat 60): berapa banyak orang terundung karena kurang pengetahuan dan berapa banyak orang yang gemar menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang well-informed, pake’ bahasa Inggris pula. Barangkali dalam group medsos, Anda juga punya tendensi kuat untuk menjadi orang pertama yang tahu ini atau itu. Pokoknya, knowledge is power. Dengan begitu, juga kalau semua bisa dibeli dengan uang, Anda mengerti bahwa itu hanya mungkin karena orang punya pengetahuan.
Pengetahuan, dalam blog ini, lebih bernuansa partisipatif, alih-alih instrumental. Apa bedanya? Seperti dalam medsos tadi, isi berita mungkin tak begitu pentung eh penting untuk Anda; yang penting Anda sudah menunjukkan diri di grup bahwa Anda tahu ini itu (semoga memang betul begitu). Konten menjadi instrumen bagi pansos. Anda bahkan bisa bikin konten bagi-bagi uang untuk orang miskin yang jujur. Maksud Anda mungkin mulia, mendorong supaya orang tetap jujur karena orang jujur disayang Tuhan. Evaluasinya bergantung pada bagaimana konten itu berdampak bagi Anda dan bagi orang miskin yang dapat uang kejutan dari Tuhan itu. Bisa jadi orang itu tetap melarat dan tetap jujur, sementara Anda semakin terdongkrak statusnya. Begitulah pengetahuan instrumental. Knowledge is power.
Pengetahuan bisa jadi partisipatif ketika Anda mengalami transformasi akibat pengetahuan dan transformasi itu terjadi karena simpati atau empati terbangun dalam proses pengetahuan. Kembali ke contoh tadi, Anda barangkali antusias bikin konten uang kejutan dari Tuhan sampai Anda ditolak objek uang kejutan dari Tuhan yang keukeuh tidak mau terima uang Anda. Anda jadi kepo, lalu belajar sesuatu dari orang itu dan berujung membangun pertemanan dan persahabatan dengannya. Mungkin orang itu tetap miskin dan tetap jujur, tetapi Anda tak lagi berpikir mengenai konten dan status positif dari followers Anda. Anda mengalami transformasi.
Begitulah kiranya poin doktrin Allah Tritunggal: pengetahuan itu dibangun dalam tabayun, dalam komunikasi kehidupan. Allah bukan lagi sosok pribadi yang terpisah dari hidup manusia, melainkan pribadi yang cawe-cawe dalam proses komunikatif. Artinya, cawe-cawe Allah itu terjadi dalam komunikasi dengan manusia, yang juga cawe-cawe untuk transformasi sosial dengan mengasimilasi, menjadi citra Allah. Itu kiranya yang dimaksud teks mengenai Allah mengutus putra tunggal-Nya.
Kultur semitik sudah sedemikian fasih dengan frase relasi bapak-anak. Ini bukan soal bapak melahirkan anak, melainkan bahwa sang anak memiliki kemiripan dengan bapaknya. Jadi, semestinya, cawe-cawe anak seperti cawe-cawe bapaknya juga.
Tuhan, mohon rahmat keberanian untuk cawe-cawe dalam proyek cinta-Mu. Amin.
HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS A/1
Minggu, 4 Juni 2023
Kel 34,4b-6.8-9
2Kor 13,11-13
Yoh 3,16-18
Posting 2020: New Outlook
Posting 2017: Modus Cinta
Posting 2014: Allah 3D

You must be logged in to post a comment.