Hutang

Published by

on

+Gereja Katolik menghidupi sakramen tobat bahkan meskipun Yesus tampaknya tak pernah ditampilkan memberi saran kepada pengikutnya untuk meminta ampun atas dosa atau kesalahan, termasuk minta ampun langsung kepada Tuhan!
-Woh, Romo lupa ya itu doa Bapa Kami kan isinya “ampunilah kesalahan kami”!
-Hahaha, Romonya komat-kamit doa tapi gak ngerti yang didoakan apa, sampai lupa bahwa di situ ada anjuran Yesus untuk minta ampun kepada Tuhan!
+Haaaaahahaha, iya ya. Benar-benar payah nih saya, kenapa jadi lupa gitu ya?

Syukurlah, ada Roh Kudus yang jadi advokat saya, pendosa ini. Konon, terjemahan ‘ampunilah kesalahan kami’ itu perlu diampuni juga. Ya mau gimana lagi, memang bahasa itu, apalagi terjemahan, berisiko mengkhianati apa yang dikatakannya: tradure est tradire, begitu pepatah Latin mengatakannya.

Saya semakin percaya bahwa memang Yesus tidak mengajarkan perkara minta ampun, melainkan minta pembebasan. Begini penjelasannya.
Kesalahan, apalagi dosa, kita pahami secara berbeda daripada kesalahan atau dosa yang dimaksud dalam Kitab Suci. Believe it or not, teks Perjanjian Baru punya beberapa kata berbeda yang kita terjemahkan sebagai kesalahan atau dosa itu. Saya sodorkan yang dipakai dalam teks Bapa Kami saja ya. Yang paling umum adalah hamartia (ἁμαρτία), suatu istilah yang populer untuk para atlet panahan. Ini sudah saya singgung lima tahun lalu dalam posting On Target. Kata ini dipakai dalam doa Bapa Kami versi Lukas. Artinya berkebalikan dari judul posting itu: off target

Jadi, dosa itu sebelas dua belas dengan kegagalan orang untuk mencapai target alias sasaran hidup. Dia tahu sasarannya (sangkan paraning dumadi atau azas dan dasar atau memuliakan nama Allah atau apa lagi dah rumusannya), tapi hidupnya luput dari sasaran itu. Kenapa bisa luput, tentu macam-macam alasannya. Antara lain, meskipun arah panahnya sudah tepat, bisa jadi tenaga potensial yang dibikin dengan menarik anak panahnya tidak cukup besar sehingga mak bedunduk jatuhnya cuma beberapa jengkal dari jempol kaki.

Istilah yang dipakai teks Bapa Kami versi Matius adalah opheilēma (ὀφειλήμα). Artinya, mungkin sesuatu yang Anda sukai: hutang. Dosa alias kesalahan adalah kegagalan Anda membayar apa yang seharusnya Anda bayarkan. Dengan kata lain, dosa itu sebelas dua belas dengan kegagalan orang untuk memenuhi kewajiban yang sudah sewajarnya dia penuhi. Nah, itu juga seperti anak elang dalam kisah Tony de Mello: karena dibesarkan oleh keluarga ayam, anak elang ini terkagum-kagum dengan elang di angkasa, yang sesungguhnya adalah aktualisasi dari potensi dirinya sendiri sebagai anak elang. Begitulah dosa, orang tak menjadi dirinya sendiri seturut panggilan Dia yang menciptakannya.

Omong-omong, soal hutang ini, sewaktu Yesus hidup di dunia ini dua ribuan tahun lalu, tak sedikit orang jatuh dalam jeratan pinjol.
-Lah, zaman dulu belon ada internet, Rom.
+Lha emangnya pinjol bergantung internet?
-Lha iyalah, Rom, namanya juga pinjol, itu pinjaman online.
+Lha trus kenapa pinjaman offline gak bisa disingkat pinjol? [Gawe singkatan sak penak wudelmu, labrak dulu pikir belakangan wkwkwkwk]

Kembali ke persoalannya tadi: sebagian dari mereka yang terjerat pinjol itu, karena tak sanggup lagi bayar hutang, njuk mesti masuk penjara. Antara lain kepada mereka inilah Yesus menyampaikan warta pembebasan. Masih ingat, kan, dalam Injil Lukas digambarkan proyek hidup Yesus ini? “Roh Tuhan ada padaku, oleh sebab Ia telah mengurapi aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Luk 4,18-19).

Nah, tahun rahmat Tuhan itulah yang sebetulnya disodorkan Yesus juga dalam doa Bapa Kami: bebaskanlah kami dari hutang-hutang kami!
Itu adalah tahun yang diidealkan sebagai tahun ke-50: tata kelola tanah dan ekonomi direset, dikembalikan ke posisi semula. Dengan begitu, tanah nenek moyang Anda akan kembali lagi ke trah nenek moyang Anda. Akibatnya, kalau Anda sudah telanjur beli tanah dari trah Su(gi)harto pada tahun ke-49, tahun depan Anda mesti mengembalikannya ke trah Su(gi)harto tadi.

Apakah memang terjadi seperti itu pada zaman Yesus? Saya meragukannya karena memang tak ada catatan mengenai praktik tahun rahmat Tuhan itu. Lagipula, apa ya bisa sih orang yang sudah enak untung hidupnya njuk direset malah jadi buntung?
Tapi, poin yang disodorkan Yesus kira-kira berbasis pada ideal itu: semua saja terlibat sehingga kalau berdoa memohon pembebasan, itu terjadi lantaran orang-orangnya berpartisipasi memberikan pembebasan; bukan minta Tuhan untuk main sulap.

Lha trus apa hubungannya dengan teks bacaan hari ini ya, Rom? Ini kan soal tegur-menegur orang yang berdosa.
Lha ya itu: jembatannya kata dosa. Teks ini mestilah tidak dilontarkan Yesus karena bertentangan dengan ajarannya sendiri mengenai cinta tanpa syarat dan pengampunan tanpa batas. Kok bertentangan? Ya, sekali dua kali tegur, bawa ke jemaat, setelah itu, anggap aja kafir; seakan-akan orang angkat tangan karena orang yang berdosa tadi hopelessWis ben wae mengko rak mati dhewe; biarkan saja pesawat itu tak usah ditembak, nanti kan ya jatuh sendiri.

Bisa jadi, Yesus itu dulunya menghimbau, kalau ada orang yang berdosa melawanmu, bantulah dia sekurang-kurangnya untuk menyadari kesalahannya dan perbaikilah relasimu dengannya. Bukankah Yesus pun makan bersama orang-orang yang dicap hopeless atau hopeloss itu? Tak usahlah berpretensi mengubah orang lain, bantu saja supaya dia sadar di mana hamartia dan opheilēmanya. Kalau gak sadar-sadar juga, minimal Anda sudah membebaskan diri dari hutang untuk membantu menyadarkan yang bersangkutan. Bisa juga ditambahi satu istilah lain untuk dosa itu, anomia: hidup tanpa tatanan selain wudelnya sendiri yang dibawa ke mana-mana. Memang susah meninggalkan wudel

Tuhan, mohon rahmat solidaritas dan kebijaksanaan untuk memandang dunia sebagaimana Engkau mencintainya. Amin.


MINGGU BIASA XXIII A/1
10 September 2023

Yeh 33,7-9
Rm 13,8-10
Mat 18,15-20

Posting 2017: Dosa Tuhan
Posting 2014: Tsunami Warning

Previous Post
Next Post