Berisi(k)

Published by

on

Tahukah Anda bahwa relatif banyak tokoh yang dikisahkan dalam Kitab Suci merupakan tokoh yang jago berkampanye dan membentuk faksi politik dalam masyarakat mereka? Mulai saja dari Musa, yang semula lari ketakutan karena kasus pembunuhan tetapi akhirnya malah menuntun bangsanya keluar dari penindasan di Mesir. Begitu juga Elia, yang terlibat dalam pembunuhan nabi-nabi palsu; dia mengembalikan bangsanya kepada iman akan Allah, satu-satunya sumber hidup. 

Rupanya, Musa mengindikasikan bahwa suatu saat akan muncul lagi nabi seperti dia (Ulangan 18:18), yang bisa ditafsirkan macam-macam. Mengenai Elia juga sama. Pada Kitab Maleakhi 4:5 dituliskan begini,”Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya Hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu.” Nah, puyeng kan. Kenapa? Karena Hari Tuhan itu gak jelas maksudnya apa, juga meskipun diembel-embeli besar dan dahsyat. 

Tak mengherankan, orang-orang Yahudi bingung, siapa Musa dan Elia baru ini. [Gak hanya orang Yahudi, orang non-Yahudi pun bingung karena jika pakai ilmu utak-atik-gathuk, itu juga cocok dengan sosok ini atau itu.] Flavius Josephus mencatat kesaksian mereka yang mengenal Yohanes Pembaptis dan menggambarkannya sebagai pribadi yang baik dan mendesak bangsanya untuk berperilaku adil. Kampanyenya itu sedemikian menggugah dan membangkitkan harapan bangsa Yahudi di tengah penjajahan. Tak mengherankan, muncul rumor tentang Yohanes Pembaptis ini, jangan-jangan dia adalah Musa atau Elia itu.

Karena rumor itu, “polisi-polisi” dari Yerusalem mendatangi Yohanes. Jangan lupa, Yerusalem itu pusat keagamaan dan politik bangsa Yahudi. Di sana juga ada orang-orang Romawi yang mesti memantau ketenangan di tempat publik. Kalau ada kerumunan atau keramaian, tentu mesti jelas ini kumpul-kumpul apa, jangan sampai ada kekacauan dan pemberontakan, misalnya. Kata Yohanes Penginjil, kegelapan tak suka terang. Tentu, begitu dia suka dan menerima terang, dia ilang.

Para imam menanyai Yohanes mengenai rumor itu dan ia menjawab secara negatif: bukan Elia, bukan juga nabi yang mereka tunggu-tunggu itu. Orang Farisi yang datang juga memeriksa Yohanes: kalau bukan Mesias, trus ngapain lu pake’ baptis-baptis segala? Yohanes berdalih: ya ini kan cuma baptis dengan air. Soal baptisan dengan air ini sudah saya singgung Minggu lalu, Anak Tuhan; dan Yohanes mewanti-wanti bahwa di tengah-tengah mereka sekarang ini ada sosok yang mereka tak kenal, tapi ia pun tak bisa menggantikan perannya.

Peran Yohanes Pembaptis sudah saya singgung dalam posting Noise tiga tahun lalu. Kalau belajar dari lagu Dere, kerendahhatian Yohanes Pembaptis tidak terletak pada tindakan ‘mengganti kasut’ tetapi pada mencukupkan diri pada perannya untuk mengabdi Sabda, dan bukannya jadi manusia berisik.

Don’t let your voice portray you as manusia berisik.

Tuhan, mohon rahmat supaya kata dan tindakan kami memeteraikan Sabda-Mu. Amin. 


MINGGU ADVEN III B/2
17 Desember 2023

Yes 61,1-2a.10-11
1Tes 5,16-24
Yoh 1,6-8.19-28

Posting 2020: Noise
Posting 2017: Cemungud Kevin-Markus

Posting 2014: Natalan??? Pikirrrr!

Previous Post
Next Post