How do you fast?

Jumat sesudah Rabu Abu

Yes 58, 1-9a
Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk…. 

Mat 9, 14-15
Murid-murid Yohanes heran kok murid-murid Yesus gak puasa seperti mereka dan orang Farisi. Yesus berkomentar, ya soalnya “mempelai” itu masih hidup. Nanti coba kalau “mempelai” itu mati, baru deh mereka puasa.


Murid-murid Yohanes dan orang Farisi sering puasa (Senin-Kamis?). Mereka menyombongkan kesalehan mereka dan mempertanyakan pengikut Yesus yang jarang berpuasa (NB: Yesus memberi mandat supaya kalau berpuasa, janganlah kelihatan muram dan kusut; kalau berdoa masuklah ke kamar dan tutup pintu; kalau bersedekah, jangan sampai tangan kiri tahu apa yang dibuat tangan kanan; jadi wajarlah kalau orang lain tak tahu kapan para murid berpuasa).

Kristus tidak merendahkan kesalehan murid Yohanes dan orang Farisi tapi juga tak menyalahkan praktik kerohanian pengikut-Nya. Mengenai murid Yohanes, wajar mereka berpuasa karena guru mereka sedang dipenjara. Nah, pengikut-Nya ini kan masih bersama Dia, nanti kalau Dia sudah gak ada, barulah mereka akan berpuasa.

Lalu kenapa murid-murid Kristus tidak berpuasa seperti orang Farisi? Ha iya, mereka itu laksana anak-anak perempuan budak, sedangkan murid Kristus mestinya adalah anak-anak perempuan merdeka (bdk. Gal 4,25.31). Ini tidak perlu diartikan bahwa perempuan budak lebih jelek dari perempuan yang bukan budak. Akan tetapi, Kristus menunjukkan roh puasa yang benar: kemerdekaan dari kelaliman, aniaya, beban dan seterusnya.

Gereja Katolik mencantumkan puasa sebagai bagian dari Lima Perintah Gereja karena ada sesuatu yang positif dari puasa dan pantang. Jadi, bukan karena Yesus dulu berpuasa lantas kita pengikutnya harus berpuasa seperti Dia (kalau mau coba, silakan). Dalam Kisah Para Rasul dituturkan bagaimana mereka berpuasa sebelum mengambil keputusan penting (Kis 14,23).

Fasting

Pokoknya, puasa dan pantang juga perlu diletakkan dalam kerangka azas dan dasar (balik ke sana melulu’ nih… lha iyalah, wong namanya prinsip ya mesti jadi acuan): sarana untuk semakin mendekat kepada Allah. Maka dari itu, sudah sepantasnya dilandasi oleh kerendahan hati dan sikap batin yang gembira untuk melepaskan belenggu kelekatan: bisa benda, bisa relasi… bukan untuk sok-sokan, melainkan untuk semakin melihat dimensi rohani dalam hidup material kita (yang selama tidak puasa jarang kita sadari).

Jadi, kalau orang berpuasa malah bingung dengan aturan boleh ini itu atau tidak (dan tidak peka akan relasinya dengan Allah sendiri), jangan-jangan…puasanya dilakukan karena wajib, dan kalau begitu, justru kehilangan maksud dan tujuannya…. Iman kristiani yang dewasa geraknya selalu dari dalam keluar…

1 reply