Ujung2nya Duit atau….

JUMAT PRAPASKA III

Hos 14,2-10
Mrk 12,28b-34

Ada hakim yang menguasai seluk beluk hukum sedetil-detilnya, tahu pula mana yang benar dan mana yang salah, tetapi hatinya dikuasai uang sehingga seluruh pengetahuannya tinggal sebagai pengetahuan belaka dan tidak terwujud sebagai kebenaran konkret. Kebenaran hakim seperti ini terletak pada seberapa banyak uang akan mengalir masuk ke dalam kantongnya.

Kemampuan Yesus untuk membaca yang tersirat dari sepuluh perintah Allah, yang menghubungkan cinta kepada sesama dan cinta kepada Tuhan, membuka mata ahli taurat yang hendak memperdalam pengetahuannya mengenai hukum Taurat. Kemampuan ini tidak diperolehnya dari tradisi akademis ala ahli Taurat, melainkan dari sebuah ‘sekolah hati’ yang digelutinya dalam upaya untuk mencintai Allah dan sesama. Dari ‘sekolah hati’ ini muncul kata-kata bernas, bukan kata-kata yang berbunyi nyaring bagi telinga tetapi tak punya otoritas terhadap hati manusia. Kata-kata pertobatan yang dikehendaki Allah pun bukanlah kata-kata indah untuk merendahkan diri dan menaikkan mutu, melainkan kata-kata yang muncul dari kedalaman hati.

Dengan demikian, tolok ukur hidup rohani seseorang juga tidak terdapat pada aneka kata-kata yang dilontarkannya, aneka buku rohani yang dihasilkannya, posting-posting dalam blognya, pekerjaan penting yang dijalankannya, atau jumlah sumbangannya bagi orang lain, melainkan pada seberapa jauh cinta kepada Allah dan sesama menjadi tambatan hatinya dan maujud dalam integritas kepribadiannya.

Ya Allah, semoga kami boleh mengalami cara-Mu melihat ciptaan. Amin.

2 replies