Ujung-Ujungnya Apa Nih?

Hidayah hanya dapat diberikan Allah sendiri, entah bagaimanapun caranya. Bukti kebangkitan Yesus hanya bisa diberikan oleh Kristus sendiri. Orang-orang lain, sedekat apapun, paling banter hanya bisa menjadi saksi atau ‘instrumen’ bagi Kristus yang bangkit.

Sebelum berkotbah, Petrus menyembuhkan pengemis yang lumpuh sejak lahir dan semua orang yang melihatnya begitu heran bahwa penyembuhan itu bisa terjadi. Momen penyembuhan itu menjadi pijakan bagi Petrus untuk mewartakan kebangkitan Kristus dan pesan pertobatannya. Khotbahnya sederhana: kok melihat orang lumpuh sembuh saja kamu heran? Ini dah biasa dibuat Yesus dari Nazaret yang kalian bunuh itu. Lagipula, apa kamu kira penyembuhan ini terjadi karena kekuatan kami? Tidak! Ini karena kekuatan Dia.

Tentu saja penyembuhan itu takkan terjadi kalau Petrus tidak menghampiri si lumpuh itu dan menyuruhnya berdiri! Penyembuhan takkan juga terjadi kalau dokter, mantri, tabib tak bekerja. Tetapi, kelirulah para dokter, mantri, tabib atau bahkan dukun itu kalau mereka mengklaim bahwa kesembuhan datang dari diri mereka entah karena kompetensi atau aneka syarat yang harus dipenuhi pasien dengan administrasi dan bergepok-gepok uang. Orang bisa sembuh oleh dokter atau mantri atau dukun, memang. Tetapi, entah oleh dukun, mantri atau dokter, semua perlu bertanya ke arah mana kesembuhan itu: pemuliaan diri sendiri, dokter, mantri, dukun, atau ada hal lainnya?

Petrus menggunakan rumus penyembuhan yang melibatkan iman kepada Kristus dan yang jelas, penyembuhan itu dilakukannya untuk mewartakan pertobatan, bukan untuk mencari pengikut. Dari ujungnya ini bisa diverifikasi bahwa yang dibuat Petrus sungguh-sungguh warta kebangkitan: damai bukan hanya hantu mental, melainkan sungguh terwujud secara material dalam ketubuhan manusia, dalam masyarakat konkret.


KAMIS DALAM OKTAF PASKA

Kis 3,11-26
Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?

Luk 24,35-48
Setelah dua murid dari Emaus kembali ke Yerusalem dan menceritakan pengalaman mereka kepada para murid lainnya, Yesus yang telah bangkit itu tiba-tiba hadir di tengah-tengah mereka membawa pesan damai. Ia menunjukkan dua bukti bahwa dirinya sungguh telah bangkit: Ia menunjukkan tubuhnya, khususnya tangan dan kaki bekas paku di salib dan kemudian ia makan bersama mereka.

1 reply