Di Jogja kita bisa melihat orang berkendara sambil ber-sms ria apapun kendaraannya, mulai dari sepeda sampai sedan. Tidak hanya itu, mereka melakukannya dengan santainya. Barangkali, virus generasi Z memengaruhi juga generasi-generasi sebelumnya: multitasking, orang bisa melakukan aneka kegiatan secara simultan. Terlepas dari apakah tindakan ini membahayakan atau tidak, kemampuan multitasking sendiri adalah sesuatu yang mengagumkan. Bayangkanlah kecepatan kerja komputer dan memori yang dibutuhkan supaya kemampuan multitasking benar-benar menimbulkan decak kagum. Jika itu terjadi pada manusia, tentu lebih mengagumkan lagi. Lihatlah misalnya bagaimana seorang drummer melakukan kombinasi gerakan tangan dan kaki mengiringi musik jazz yang rumit!
Bacaan Injil hari ini tidak menyinggung soal kemampuan multitasking Petrus, seolah ia harus mampu tetap fokus menatap Yesus dan kakinya tetap menapak di atas air. Iman bukan soal kemampuan multitasking. Ini juga bukan kemampuan Santo Yohanes Vianney yang hari ini diperingati Gereja Katolik. Ia tidak memiliki kemampuan untuk mempelajari banyak hal. Akan tetapi, rupanya ia punya keunggulan yang membawa perubahan dalam masyarakat: pelayanan sakramen tobat! Pelayanan Santo Yohanes Vianney mendorong orang untuk melepaskan diri dari kebenaran palsu dalam hidup mereka.
Kalau begitu, hubungan antara iman dan kemampuan Petrus untuk berjalan di atas air tidak terletak pada kemampuan multitasking-nya, seolah-olah jika Petrus semakin beriman atau percaya, semakin kemampuan multitasking-nya meningkat! Perhatikanlah teks bahwa Petrus memang berjalan di atas air! Baru kemudian karena terpaan angin, ia mulai ketakutan dan tenggelam! Artinya, ia sudah punya kemampuan yang cukup tetapi kekuatan lain mengacaukan fokusnya.
Bacaan pertama hari ini mengingatkan orang supaya tidak dikacaukan oleh nabi palsu yang melakukan propaganda, juga meskipun buktinya tampak kuat! Nabi Hananya tampak meyakinkan dalam membuat klaim bahwa nubuatnya benar. Dia menubuatkan bahwa Allah akan memulihkan umat Allah dari pembuangan dan mengembalikan semua kejayaan masa lalu. Nabi Yeremia bereaksi sinis: moga-moga aja gitu ya, tapi umumnya nabi itu menubuatkan justru murka Allah [tapi bukan setelah ada bencana baru bilang: nah tuh hukuman Tuhan!].
Ini menariknya: Hananya menghampiri Yeremia dan mematahkan kuk pada pundaknya dan bilang: Beginilah firman TUHAN: Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, dari pada tengkuk segala bangsa! Nah, lucunya, Nabi Yeremia lalu bilang: ya kuk kayu bolehlah kamu patahkan, tapi Tuhan menggantinya dengan kuk besi; hahaha… lebih parah! Memang begitulah, kesesatan juga bisa dihasilkan melalui klaim yang tampaknya valid. Hananya akhirnya mati tak lama setelah menyatakan kebenaran palsunya. Mirip politik kontemporer Indonesia ya…
SENIN BIASA XVIII A/2
Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney
4 Agustus 2014
Categories: Daily Reflection
nabi palsu juga ada, tapi ciri2nya kira-kira jualan agama gitu-lah, mo…
LikeLike
moga2 kamu gak ikutan ya… jualan yang lain juga ada sih…
LikeLike