Setan Ketakutan

Barangkali hamba bertalenta satu dalam perumpamaan Injil hari ini punya pikiran yang banyak dipelihara oleh orang zaman sekarang juga: yang punya modal dua talenta mah enak aja, satu talenta dijalankan, yang lainnya bisa sebagai backup untuk usaha lainnya kalau yang satu tadi gagal. Apalagi yang punya lima talenta! Dengan satu talenta doang, kalau berhasil, untungnya dikit; kalau gagal? Habis deh!

Jika dilihat urutan cerita, dari hamba bertalenta satu ini diharapkan keuntungan satu talenta, sebagaimana yang bertalenta lima meraup keuntungan lima talenta, dan yang bertalenta dua mendapat untung dua talenta. Tetapi hamba bertalenta satu ini sadar betul tuannya itu cuma pemodal yang gak ikut kerja tapi mau menarik untung sebanyak-banyaknya. Ia takut kalau-kalau ia gagal menjalankan talenta atau hasilnya tak seperti mereka yang bertalenta dua dan lima dan lalu ia dipecat karenanya. Maka, lebih baik talenta dipendam saja: gak bisa habis, tak berisiko dicuri.

Akan tetapi, rupanya justru karena itulah ia dikutuk. Ia dinilai jahat dan malas. Malas karena bahkan untuk menitipkan pada mereka yang bisa mengelola satu talenta pun (menyimpan di “bank”, misalnya) tak ia lakukan! Jahat karena ia berpikir bahwa tuannya itu adalah sosok menakutkan, suka menghukum, dan hanya berpatokan pada hasil keuntungan. Ia takut bahwa usahanya gagal, takut salah, takut dikritik, takut dinilai, ingin mengontrol semua supaya safe

Paham Allah bisa menyesatkan orang yang memelihara ketakutan. Orang yang beranggapan Tuhan sebagai sosok yang suka menghukum orang bersalah, orang gagal, orang tak sempurna, kiranya kehilangan nyawanya sendiri. Ia tidak move on sedikit pun, tak punya alternatif bahwa Tuhan pun bisa mengampuni orang yang gagal (artinya, orang yang berbuat sesuatu dalam hidupnya)! Yang penting, orang “berbuat sesuatu” dalam hidup ini (yang penting bukan mau jadi apa, melainkan mau buat apa. Orang bisa jadi tahu cita-citanya jadi dokter, tetapi dengan jadi dokter malah menumpuk uang, ga ngerti uang itu dipakai untuk apa selain mendongkrak gaya hidup mewah).

Konon ada tiga reaksi keluarga Colombus:

  1. James berpikir,”Ada apa ya di ujung laut sana?” dan ketakutannya membuat dia cuma bertanya-tanya dan tak berbuat apa-apa.
  2. Gregory berspekulasi,”Mungkin ada sesuatu, tapi terlalu berbahaya pergi ke sana” dan ketakutannya menghambatnya untuk melakukan sesuatu.
  3. Christopher berkata,”Apa yang ada di sana aku ga tau… ayo lihat aja di sana ada apa!” dan ia mendapati benua Amerika.

Semakin orang tidak AMDG (apaan sih AMDG) karena takut, semakin bersukarialah setan.


MINGGU BIASA XXXIII A/2
16 November 2014

Ams 31,10-13.19-20.30-31
1Tes 5,1-6
Mat 25,14-30

1 reply