Akselerasi Cinta

Konon masakan yang dibuat dengan cinta rasanya lebih nikmat, apalagi jika dimakan bersama Cinta! Di situ, cinta menjadi unsur tambahan. Dalam hal iman, cinta bukan unsur tambahan, melainkan unsur hakiki: tanpa cinta tak ada iman.

Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta Santo Yohanes, salah satu yang dipanggil Yesus untuk menjadi muridnya. Ia dikenal sebagai murid yang dikasihi, yang paling dekat juga pada saat perjamuan terakhir. Tetapi, ia lari tunggang langgang saat Yesus ditangkap di Taman Getsemani sebagaimana murid-murid lainnya lari kocar-kacir saat itu.

Bedanya, Yohanes bergegas kembali mengikuti Yesus yang disalib dan ia tinggal di bawah salib bersama Bunda Maria. Ia pula yang berlari mendahului Petrus ke makam tetapi tidak masuk ke dalamnya, membiarkan Petrus masuk terlebih dahulu, tetapi Yohanes sudah tahu bahwa kain kafan tidak lagi membungkus jenazah Yesus. Setelah Petrus tiba dan langsung masuk makam, barulah Yohanes masuk dan setelah melihat lebih detail, ia pun percaya, bukan pada apa yang dikatakan Maria Magdalena (bahwa jenazah Yesus diambil orang), melainkan pada apa yang dikatakan Yesus belakangan ini: bahwa ia bangkit.

Kiranya bukan tanpa maksud Gereja Katolik meletakkan pesta Santo Yohanes setelah pesta Santo Stefanus, martir pertama (klik di sini kalau mau baca yang kemarin). Kronologinya memang kelahiran, kematian, lalu kebangkitan. Akan tetapi, kita memestakan kelahiran Sang Bayi justru karena sudah percaya duluan akan kematian dan kebangkitan Yesus. Kepercayaan itu hanya dimungkinkan oleh pengalaman cinta, sebagaimana dimodelkan oleh Yohanes: ia tak memerlukan bukti fisik kebangkitan. Kain kafan yang tergeletak memantik cintanya yang membawanya pada pemahaman bahwa Yesus sudah bangkit. Cinta seolah mengakselerasi iman orang untuk senantiasa menjumpai Tuhannya, apa pun agama yang diyakininya!

Tanpa pengalaman cinta, termasuk sisi tragisnya, orang jadi lamban dalam beriman, jadi korban konsumerisme atau korban kristenisasi; tinggal pilih yang mana.


PESTA SANTO YOHANES PENGINJIL
(Hari Ketiga dalam Oktaf Natal B)
Sabtu, 27 Desember 2014

1Yoh 1,1-4
Yoh 20,2-8