Berhadapan dengan maling yang berteriak maling memang menjengkelkan, apalagi kalau maling itu justru adalah otoritas yang punya kuasa untuk membasmi permalingan. Di ranah kerohanian, maling yang beradab tak berteriak maling kepada orang lain. Yang diteriakkannya ialah kebenaran eksklusif dan narsistik; semua orang, tanpa pandang bulu, diprovokasinya untuk memercayai apa yang dipercayainya. Kadang kala, lebih jauh dari itu, maling ‘Tuhan’ ini bahkan mengancam atau membuat teror terhadap orang yang dianggapnya ‘kafir’.
Bacaan Injil hari ini menunjuk Roh Penghibur yang kelak akan menemani para rasul mempersaksikan Allah yang berkenan hadir di dunia melalui pribadi Yesus Kristus. Kebanyakan dari rasul itu mati dibunuh karena kesaksian mereka dan ini sudah diantisipasi oleh Yesus sendiri. Siapa yang membunuh mereka? Orang-orang yang sudah beku dengan keyakinan mereka dan tak bisa membuka diri pada para rasul yang pernah hidup bersama secara fisik dengan Yesus yang wafat dan bangkit.
Kalau terhadap para rasul yang pernah mengalami hidup bersama Yesus saja orang susah percaya, bagaimana orang pada zaman ini yang tak berjumpa fisik dengan para rasul itu? Tentu jauh lebih sulit lagi untuk percaya. Akan tetapi, itu juga pasti Yesus ngerti dong makanya ia memberi wanti-wanti supaya para muridnya ingat pada saat kejadian penolakan oleh orang-orang yang tak percaya (tetapi mengklaim mengenal Tuhan) itu. Ingat apa? Ya ingat bahwa memang ada masanya para murid itu akan hancur-hancuran diserang kelompok orang yang tak percaya.
Hal-hal yang berkenaan dengan Allah tak bisa dipahami tanpa terang Allah sendiri: tanpa Roh Penghibur yang disinggung Yesus pada wacana perpisahannya itu. Jadi, apa gunanya memaksa-maksa orang untuk baptis atau masuk dalam kelompok agama tertentu? Apa tujuan hidup beragama itu untuk maling “Tuhan” dan maling “pemeluk agama lain” alias meningkatkan statistik pemeluk agamanya? (Pasti tidak begitu!)
Umat beriman bersaksi dengan bantuan Roh Penghibur, orang lain yang melihatnya akan menanggapi kesaksian itu seturut kepekaan mereka pada gerak Roh Penghibur sendiri. Itu pasti susah! Memang, katanya easy comes, easy goes.
SENIN PASKA VI
11 Mei 2015
Posting Tahun Lalu: Beriman tapi Gembira
Categories: Daily Reflection