Namanya Amaryllis bellavedova

Nama lengkap bunga yang beberapa waktu lalu mengundang perhatian dari Wonosari ialah Amaryllis belladonna. Terjemahan paksanya: amarilis wanita cantik atau lili gadis cantik, tetapi saya tak tahu mengapa dalam bahasa Inggris disebut naked-lady lily dan lebih baik tak usah sotoy di sini. Yang ditawarkan liturgi Gereja Katolik melalui saringan saya hari ini adalah suatu Amaryllis bellavedova: lili janda cantik. Namanya Hana. Hidup selama tujuh tahun bersama suaminya dan kira-kira 60-an tahun menjanda. Yang dibuatnya selama menjanda itu ialah siang malam beribadah dan berpuasa, tak pernah meninggalkan Bait Allah [njuk ngapain aja ya di situ?].

Para rabbi Yahudi dulu mengenal tujuh nabi perempuan: Sarah, Miryam (Kel 15,20), Deborah (Hak 4,4), Anna ibunda Samuel, Abigail istri Daud (1Sam 25,32), Hulda (2Raj 22,14), dan Ester. Dalam Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, perempuan-perempuan yang menjadi janda itu mendapat tempat yang diperhitungkan karena cinta mereka kepada Allah. Sekarang ini, mungkin ada banyak juga janda yang sungguh-sungguh punya kecintaan kepada Allah, tetapi terseok-seok sendiri dalam Gereja. Banyak dari mereka mungkin sungguh mencerminkan nabi seperti dalam Kitab Suci. Siapakah mereka?

Merekalah para ibu, sendirian, yang hidup bersama anak-anak mereka dengan handicap fisik maupun psikis. Merekalah ibu yang dengan keterbatasan mereka tetap teguh merawat, mencintai anak-anak mereka, dengan cucuran air mata, kepedihan hati. Mereka memahami peran mereka dalam Gereja: sebagai pewarta kabar gembira. Merekalah para janda yang membuka hidup mereka bagi banyak orang lain, menjadi ibu bagi mereka yang tak punya ayah-ibu. Merekalah yang membaktikan hidup mereka dengan komitmen pada kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan kepada Roh, yang memungkinkan anak-anak terang menjadi kuat, penuh hikmat dan karunia Allah. Njuk yang laki-laki gimana? Ya sama saja padha bae. Cuma sebutannya pasti bukan Amaryllis bellavedova apalagi belladonna.

Ya Allah, semoga kabar gembira-Mu terpancar dari komitmenku untuk mencintai sesama. Amin.


HARI KEENAM OKTAF NATAL
Rabu, 30 Desember 2015

1Yoh 2,12-17
Luk 2,36-40

Posting Tahun Lalu: Kesalehan yang Gak Narsis