Sering orang beragama gelagapan untuk menjawab sendiri pertanyaan mengapa Allah membiarkan orang baik terkena bencana, kecelakaan, kepahitan hidup, kematian yang tak mengenakkan. Dari aneka status facebook juga bisa kita telusuri gagasan orang mengenai paham Allah dan relasinya dengan hidup di dunia ini. Saya sepakat dengan pengamatan Richard J. Hauser yang melihat tiga posisi orang di hadapan penderitaan:
- Rencana Tuhan itu sempurna; tetapi cara Dia menjalankan rencana itu tak seperti cara kita. Kita takkan pernah mengerti misteri kinerja Tuhan itu sebelum kita masuk surga.
- Rencana Tuhan itu sempurna; Dia mau mengajari kita sesuatu. Semua itu kan ada hikmahnya. Kalau kita menangkap hikmah itu, kita akan tahu kenapa Tuhan membiarkan kita menderita.
- Tuhan menghukum kita atas dosa dan kesalahan kita. Kita mesti meneliti diri atas kesalahan dan dosa itu sehingga kita pantas menerima hukuman Tuhan itu.
Di balik tiga posisi itu ada asumsi yang rasa-rasanya aneh: (1) Tuhan jadi penyebab langsung atas semua saja yang terjadi di dunia ini sehingga termasuk pemerkosaan, pelacuran, penabrakan, pembunuhan, semuanya itu adalah akibat Allah sendiri yang menghendakinya. Hmmm…. berarti Dia juga yang bikin tanah longsor, banjir, gempa bumi ya? (2) Kebebasan dan tanggung jawab orang dibatasi oleh rencana Tuhan (yang sempurna tadi). Akibatnya, dalam level tertentu, manusia itu hanya alat nan pasif doang di tangan Allah yang mengontrol hidup kita. Hmmm…kalo gitu, orang jadi wayang kulit doang ya, gak bisa pilih-pilih peran. Jadi Arjuna ya Arjuna aja terus. Jadi germo ya terus aja jadi germo. Tak ada pilihan lain.
Catatan PSK yang diunggah pada detik.com itu mengindikasikan bahwa penulisnya (andaikan saja benar adalah PSK Kalijodo dan tulisan itu buah kejujuran dan bukan plagiat) terbuka pada peran lain dalam hidup ini. Jauh di kedalaman kalbunya, ia berseru supaya Allah membingbingnya ke jalan lain, yang ia pandang sebagai jalan yang benar. Artinya, ia tidak melihat profesi PSK sebagai takdir bagi identitas dirinya; ia tak menempatkan kebebasannya direnggut oleh rencana besar Allah; ia ingin ‘mengubah’ rencana Allah bagi dirinya jika bisa dikatakan begitu.
PSK yang menggiurkan laki-laki berhidung hitam putih ini barangkali sudah sampai pada tahap depresi atas penderitaan batinnya. Tetapi hebatnya, menurut saya, ia tidak berkutat pada pertanyaan mengenai makna penderitaannya. Ia seolah-olah beranjak dari problem makna karena ia tahu benar bahwa jalan yang ditempuhnya itu salah. Ia ingin lepas dari jalan yang salah itu. Maka, bisa dikatakan bahwa PSK cantik ini justru hendak menegaskan keyakinannya bahwa Allah bisa memberi kekuatan bagi hidupnya, termasuk kekuatan dalam penderitaannya.
Mungkin saja sih ia menyimpan tanda tanya besar mengapa Tuhan membiarkannya masuk dalam penderitaan, tetapi bisa jadi pertanyaan itu tidak dominan. Ia tahu bahwa ia ikut andil dalam penyebab penderitaannya. Ia seakan mengeksplisitkan kenyataan bahwa kita ini, betapapun hidup dalam panggung sandiwara, tak pernah bisa dianalogikan sebagai wayang yang pasif di tangan si dalang. PSK ini punya kualitas relasi pribadi dengan Allahnya dan ia memohon kekuatan dari Allah sendiri untuk pertobatannya.
So, kalau kita bertanya di manakah Tuhan dalam penderitaan atau bencana: Dia ada di sana, membuka diri pada dialog dengan orang-orang di dalamnya untuk menentukan apa yang sebaiknya mereka lakukan!
Categories: Personal Notes
tidak ada yang kebetulan kah mo?
LikeLike
Tentu ada banyak kebetulan, tetapi itu hanya sebagai majas atau gaya bahasa. Ungkapan “Kebetulan saya lewat sini” misalnya, tidak mengatakan bahwa orang itu lewat situ secara kebetulan saja. Ada elemen-elemen penyusun tindakan yang menuntunnya lewat situ (motif, tujuan, prediksi, harapan, cita-cita, dll) tetapi mungkin tak tersadari sehingga disebutnya sebagai sebuah ‘kebetulan’.
LikeLike
penulisan kata yang tepat:
‘membimbingnya’ bukan membingbingnya (kecuali ada kata serapan yang saya belum tau), trims
LikeLike
eh maaf, gak jadi protes yang ini. takabur alias silap mata
LikeLike
eh maaf, gak jadi protes yang ini. takabur alias silap mata
LikeLike