Menista Roh Kudus

Semua dosa bisa diampuni jika orang mau bertobat. Problemnya, tidak semua orang mau bertobat dan orang yang tak mau bertobat itu berarti menista Roh Kudus yang senantiasa menggerakkan orang untuk kembali pada jalur menuju Allah. Jalur menuju Allah tidak sama dengan agama ya, mohon dicatat. Saya tidak sedang bicara agama dan lama-lama muak juga bicara agama sementara di sana-sini terjadi salah kaprah dan agama jadi korban penistaan. Tidak hendak menyamakan diri dengan Yesus, tetapi saya bisa mengerti bagaimana rasanya jika orang difitnah oleh maling yang berteriak maling.

Tentu Yesus tidak melontarkan pernyataan karena ia emosional terhadap komentar ahli-ahli Taurat yang datang jauh-jauh dari Yerusalem. Ia menyodorkan kenyataan bahwa orang yang membolak-balik fakta itu benar-benar kehilangan Roh yang menolongnya untuk melihat Kebenaran. Lha kalau orang yang membongkar korupsi malah dimusuhi, orang yang menunjukkan praktik-praktik sesat yang merugikan bonum commune malah dizolimi, orang yang punya niat dan upaya baik untuk menata kehidupan bersama malah difitnah, jelas kan di mana posisi orang-orang agresif macam itu?

Ini bukan lagi soal emosional atau gemes, Yesus menunjukkan kenyataan rohani yang perlu dilihat setiap orang, apapun keyakinan agamanya. Dosa yang tak terampuni itu bukan soal besar kecilnya kasus kedosaan atau terafiliasinya orang ke (aturan) agama A atau B, melainkan soal kebebalan hati orang terhadap Roh Kudus tadi.

Ini curcol lagi. Saya kadang gemes melihat antusiasme orang-orang muda, pemula dalam filsafat yang menyerang agama dengan dalil-dalil Karl Marx, Feuerbach, Sartre atau Nietzsche. Saya sama sekali bukan ahli mengenai ketiga pemikir itu, tetapi misalnya menyokong ateisme untuk menolak agama dengan pemikiran Nietzsche sebagai pembunuh Tuhan, itu kok rada-rada naif gimana gitu. Nietzsche, saya yakin, tak sedangkal yang dikira orang-orang muda yang krisis identitas dan jijik terhadap agama. Wis curcolnya sampai situ aja: saya prihatin.

Njuk dapat pesan apa dari teks hari ini dong ya kalau curcolnya diabaikan? Kalau saya sih mengamini bahwa penistaan Roh Kudus itu jauh lebih mengerikan daripada sekadar menjelek-jelekkan agama orang lain, memaksakan agama sendiri bagi masyarakat plural, memobilisasi massa untuk membela kepentingan diri yang korup, melecehkan hidup mereka yang lemah dan tersingkir, dan sebagainya. Kenapa lebih mengerikan? Karena dari penistaan Roh Kudus itulah muncul aneka macam penistaan lainnya. 

Ya Tuhan, mohon rahmat supaya kami semakin mampu memilih jalan verso Dio (dotcom halah), menuju Allah. Amin.


SENIN BIASA III A/1
23 Januari 2016

Ibr 9,15.24-28
Mrk 3,22-30

Posting Tahun B/1 2015: Ambil Keputusan Brow!