Points to ponder:
- Beriman adalah perkara mengambil orientasi atau posisi yang melibatkan totalitas hidup seseorang menuju Allah.
- Karena total sifatnya, tidak ada kompromi orientasi atau prinsip tauhid ini. Kompromi berarti negosiasi kepentingan, bersifat politis. Kepentingan Allah tak terkompromikan: tinggal pilih ya atau tidak.
- Jika orang menjawab ‘ya’ terhadap kepentingan Allah, dan memang begitulah beriman, konsekuensinya senantiasa tabrakan dengan apa saja yang melawan prinsip tauhid.
Dalam berhadapan dengan konsekuensi pilihan iman itulah diperlukan suatu dialog, bukan kompromi. Dialog tidak ditujukan untuk menyodorkan kepentingan, tetapi untuk menangkap jalan sehingga setiap partisipan menemukan cara untuk menghidupi prinsip tauhid tadi. Begitulah juga kiranya mandat Guru dari Nazareth supaya orang mencari terlebih dahulu Kerajaan Allah karena yang lain-lain akan ditambahkan kemudian. Paulus memberi contoh bagaimana ia hidup tidak dengan pretensi untuk mengatasi kerapuhan atau kelemahannya, tetapi membiarkan Allah sendiri menunjukkan kekuatan dan kekuasaan-Nya dalam kelemahan Paulus ini.
Tuhan, bebaskanlah kami dari kekhawatiran atas kelemahan kami supaya semata kebesaran-Mulah yang terpancar juga melalui kerapuhan kami. Amin.
SABTU MASA BIASA XI B/1
19 Juni 2021
Posting 2015: Sampah “Pecinta” Alam
Categories: Daily Reflection