Wajah Baru

Jadi gini ceritanya. Sewaktu Yesus sudah berkepala tiga usianya, dia kan tertarik pada gerakan Yohanes Pembaptis toh. Ketertarikan ini tak mengherankan karena nabi pada umumnya menarik banyak orang bahkan untuk meninggalkan keluarga dan tempat asalnya. Saya tidak tahu persis alasan ketertarikan Yesus kepada gerakan Yohanes Pembaptis ini, tetapi barangkali bisa dimengerti dari situasi kolonial yang menghimpit Palestina saat itu. Rakyat Israel umumnya tercekik oleh sistem perpajakan yang diterapkan penjajah, meskipun di Palestina ini yang jadi raja ya orang Yahudi sendiri.

Alhasil, seturut pelajaran PSPB zaman SMP saya dulu, mesti saja ada kelompok yang kooperatif dan nonkooperatif. Di Kitab Suci kadang terdengar label kelompok Herodian. Itu mesti yang kooperatif. Ada kelompok Eseni yang, alih-alih bersinggungan dengan tikus-tikus politik busuk, memilih menarik diri ke tempat sunyi. Ada juga kelompok Saduki yang secara finansial rupa-rupanya diuntungkan oleh politik agama. Kaum Farisi dan ahli Kitab Suci tentu dihormati karena  gitu deh kalau masyarakatnya pastor-sentris. Ada kelompok lain yang nonkooperatif. Mereka ini gak cuma menyerang tentara Roma, tapi juga jadi semacam Robin Hood terhadap anak-anak sultan yang dapat duitnya dari kongkalikong dengan Roma. Ada lagi kelompok mesianik, yang lagaknya seperti hendak mewujudkan ratu adil bagi rakyat Palestina. Nah, Yohanes Pembaptis tidak termasuk kelompok itu semua, tetapi dia memilih hidup di padang gurun meskipun suara kritisnya sangat keras dan terdengar sampai ke istana Herodes.

Kalau saya hidup pada masa itu di sana, sepertinya saya pun lebih cenderung ikut gerakan kenabian Yohanes Pembaptis.  Suaranya keras terhadap semua orang: mesti bertobat karena Kerajaan sudah dekat. Dekat maksudnya bisa diraih dalam jangkauan hidup seseorang.
Lha, tapi apa daya, Yohanes Pembaptis yang diikuti Yesus ini jebulnya dipenjara dan kelak dipenggal meskipun dia sama sekali tidak terbukti melakukan aksi pembunuhan berencana!
Nah mendengar pimpinan gerakan kenabian ini dipenjara, Yesus mlipir balik lagi ke Nazaret, tapi kemudian memilih tinggal di Kapernaum dan memilih ring satunya di sana.

Orang boleh saja membayangkan Yesus ini lihai  membuat kalkulasi politik: kalau dia tetap di lingkaran Yohanes Pembaptis dan melanjutkan seruannya, bisa jadi dia akan mendapat nasib seperti Yohanes; begitu juga kalau dia angkat senjata, pasti kalah melawan Roma. Hanya saja, kalau membaca teks-teks lain hari ini, bayangan itu tampaknya tidak koheren dengan alur cerita utama gerakan Yesus.
Teks hari ini mengatakan bahwa Yesus mlipir sejalan dengan nubut Yesaya. Dia pergi ke tanah pagan, wilayah gelap, dengan modal nubuat Yesaya: bangsa yang berjalan dalam kegelapan [merujuk pada wilayah pagan], telah melihat terang yang besar, yang tentu saja oleh penulis teks ini dimaksudkan Yesus dari Nazaret itu.

Entah apakah motif Yesus untuk menggenapi nubuat atau itu bisa-bisanya penulis teks Matius saja, poin naratifnya ialah bahwa pada momen terhimpit, Yesus ini malah memulai warta gembiranya. Ada kan orang-orang yang terhimpit ujung-ujungnya cuma merasa jadi korban terjepit. Yesus malah mulai memilih murid untuk mengajak orang mengerti kabar gembira: pada saat orang beragama ribut dengan hukuman Allah, Yesus ini hendak menampilkan wajah baru Allah, yang lebih menggembirakan: cinta tanpa syarat, tetap cinta makhluk yang bahkan menyangkal-Nya.

Sebagaimana narasi panggilan ring satu ini, Yesus mengundang mereka, sebenarnya setiap orang, untuk menjadi ‘penjala manusia’: mengeluarkan orang dari jerat jala atau jaring penghambat hidupnya; menarik orang keluar dari dalam laut, simbol chaos yang mengingatkan orang pada momen eksodus Israel dari Mesir (Firaun tuh siapa atau apa); membebaskan orang dari belenggu yang membuatnya mace sebagai manusia: trauma, agama, politik, uang, dan seterusnya.

Tuhan, mohon rahmat supaya dalam himpitan hidup yang remeh ini, kami mampu membebaskan belenggu yang membuat hidup kami stagnan. Amin.


HARI MINGGU BIASA III A/1
Minggu, 22 Januari 2023

Yes 8,23b-9,3
1Kor 1,10-13.17
Mat 4,12-23

Posting 2017: Bangun, Dah Siang