No Compromise

Published by

on

Jika kemarin Anda pilih memahami bintang sebagai terang, hari ini Anda boleh meyakini bahwa terang itu ada bukan “di luar sana” tetapi “di dalam sini.” Terang itu tidak berhenti pada sosok bayi, tetapi terus menyala dalam sejarah, melampaui aneka sekat, dan karena itu, Anda dan saya tak akan bisa memahami apa yang dibuat Yesus tanpa menyelisik pergumulan hidup kita sendiri.

Teks bacaan utama hari ini menarasikan bahwa sewaktu mendengar Yohanes ditangkap, Yesus menyingkir ke Galilea. Sebagian murid Yohanes Pembaptis itu adalah “lingkaran dalam” atau ring satu Yesus. Dengan begitu, tampaknya Yesus tidak menyingkir sendirian tetapi bersama orang-orang dekatnya. Dalam kondisi apakah Anda dan saya menyingkir ketika pentolan partai yang Anda ikuti atau minimal kepadanya Anda bersimpati itu ditangkap atau dipenjarakan? Apakah yang mendorong Anda untuk menyingkir?

Jika Anda menyingkir karena takut ikut dipenjara, barangkali begitu jugalah Anda memahami mengapa Yesus menyingkir sewaktu Yohanes Pembaptis ditangkap. Akan tetapi, Anda perlu lebih jeli melihat teksnya sendiri karena tidak diutarakan alasan Yesus menyingkir selain ‘supaya genaplah nubuat Yesaya’ tentang sosok terang ini. Menariknya, teks itu menunjukkan bahwa jebulnya yang dikerjakan Yesus dalam masa menyingkir itu mirip dengan yang dikerjakan Yohanes Pembaptis: bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat. Untuk mudahnya, anggaplah Kerajaan Surga itu identik dengan Kerajaan Allah, dan menyingkirnya Yesus ke Galilea justru memperluas daerah pewartaan Yohanes Pembaptis.

Dengan begitu, jika Anda hanya memahami Yesus menyingkir karena takut ditangkap atau dipenjara, bisa jadi begitulah tendensi Anda ketika berhadapan dengan kekuasaan yang mengancam Anda, menyuap Anda, memaksa Anda untuk memilih sesuai dengan yang ditunjukkan penguasa. Sayangnya, tendensi itu tidak klop dengan warta teks utama hari ini mengenai sang terang. Ia tidak berkompromi demi melanggengkan kekuasaan, tetapi teguh mewartakan isu Kerajaan Allah pun dengan risiko kematian dalam hitungan beberapa tahun. Ia tidak berhenti dengan tertangkapnya nabi, tetapi mencari jalan dan cara lain untuk meneruskan warta Kerajaan Allah itu.

Berita baik atau buruknya, bergantung dari sudut mana Anda melihatnya, Kerajaan Allah itu dalam terminologi modern adalah Keadilan Sosial, dan menurut Pramoedya Ananta Toer, itulah yang dituntut dari kaum terpelajar: adil sudah sejak dalam pikirannya, apalagi dalam perbuatannya. Jadi, itu bukan pertama-tama siapa dapat apa atau berapa seperti transaksi politik melainkan perkara cara bertindak atau berperilaku. Jika dalam perkara ini Anda dan saya berkompromi, jadinya ya seperti negeri kokononohaha gitu deh.

Tuhan, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu yang rahim lagi penyayang. Amin.


HARI BIASA SETELAH PENAMPAKAN TUHAN
Senin, 6 Januari 2025

1Yoh 3,22-4,6
Mat 4,12-17.23-25

Posting 2021: Way of Proceeding
Posting 2019: 80 Juta Saja

Posting 2016:Mulai dari Kamu… Ya Kamu

Posting 2015: Gantian
Dong

Previous Post
Next Post