Laknat

Published by

on

Mungkin hal yang membuat Yesus juga sewot adalah kategori dosa yang dibikin orang-orang di sekelilingnya sendiri. Teks bacaan utama hari ini menyajikan bagaimana pemegang kekuasaan agama pada zamannya menikmati privilese untuk menentukan siapa orang benar dan siapa orang berdosa, lupa bahwa dalam diri setiap orang ya sudah ada dua tendensi itu. Lha iyalah, orang hidup ya mencari apa yang benar (dan baik, dan indah) dan mestilah pakai kesandung-sandung juga. Sebetulnya sebagai pegangan ya gak apa sih, kalau ada yang benar, mesti ada yang tidak benar.

Celakanya, dan ini yang kiranya bikin sewot Yesus dari Nazareth, orang-orang yang merasa diri benar itu menentukan tolok ukur toleransi, menentukan siapa yang pantas dan tak pantas menerima belas kasihan Allah! Apakah ini bukannya mengambil alih hak atau tanggung jawab Allah? Dalam keadaan begitu, jika Yesus menghubungkan penyembuhan dengan pengampunan dosa, pasti jadi santapan lezat kaum penentu tolok ukur tadi. Mereka pasti menganggap tindakan Guru dari Nazareth itu sebagai penistaan agama! Siapa yang bisa mengampuni dosa manusia selain Allah sendiri, bukan?

Di situlah persoalannya. Semua yang percaya pada Allah dah ngerti bahwa yang berwenang mengampuni dosa ya Allah sendiri. Akan tetapi, pengampunan dari Allah itu tidak ada artinya kalau orang yang diampuni tereksklusi dari kaum manusia sendiri. Dari pihak manusia, justru yang perlu ditunjukkan adalah pengampunan Allah yang membuat orang semakin inklusif, bukan semakin eksklusif ala kos-kosan berbau agama. Tak mengherankan, penyembuhan yang dilakukan Yesus, yang semestinya membuat orang yang semula terasing dari lingkungan sosialnya, terdiskriminasi, tak mampu memikul tanggung jawab sosialnya jadi kembali dalam dinamika sosial malah ditentang oleh pemegang kunci toleransi itu.

Memang ironi. Agama, yang semestinya menjadi rahmat, justru mencipta laknat. Agama itu tidak di awang-awang. Itu adalah Anda dan saya. Semoga Anda dan saya tidak mencipta laknat, tetapi membangun rahmat. Amin.


HARI JUMAT PEKAN BIASA C/1
17 Januari 2025

Ibr 4,1-5.11
Mrk 2,1-12

Posting 2021: Euforia
Posting 2019: Debat Batin
Posting 2017: Markide atawa Markibo

Posting 2015: Hari Gini Tuhan Masih Menghukum?

Previous Post
Next Post