Kalau asal jadi presiden, Anda jadi presiden ngasal. Begitu juga wakilnya.
Kalau asal jadi menteri, Anda jadi menteri ngasal. Begitu pula wakilnya.
Kalau asal jadi politisi, Anda jadi politisi ngasal. Begitu pula kepentingannya.
Kalau asal jadi polisi, Anda jadi polisi ngasal. Begitu pula pekerjaannya.
Tapi kalau asal oke gas, jadinya gas gak oke.
Yang ngasal-ngasal begini, lama-lama ngeselin.
Sekurang-kurangnnya tetangga RT saya pagi ini sudah mengatakan bahwa per hari ini sudah bisa jual gas melon lagi. Entah siapa yang diuntungkan di sini dengan pola bawahan bilang A, atasan bilang B. Bisa jadi atasan mendapat nama baik karena memecahkan persoalan, dan bawahan mendapat nama buruk, tetapi tetap sama-sama status quo. Yang penting asal jadi atasan dan bawahan. Yang dirugikan jelas mereka yang memang menggantungkan hidupnya pada gas melon. Renteniernya? Rugi hanya berarti keuntungannya lebih kecil dari biasanya.
Teks bacaan hari ini tentu tidak menyinggung oke gas, tetapi mengindikasikan biang gas gak oke: orang-orang yang mengemban tugas mengelola negara itu berjalan sendiri-sendiri, dengan kepentingan mereka sendiri, dengan alasan sendiri-sendiri. Akibatnya, serba ngasal, bukan karena alasannya jelek. Maling pun punya alasan mulia, apalagi menteri dan presiden, bukan? Bagaimana dengan mantan? Nah, itu, no comment deh.
Kalau Yesus mengutus murid-muridnya pergi berdua-dua, itu berarti tugas pewartaan dibangun dalam komunitas, dan komunitas itu sendiri merujuk pada proses dan hasil pewartaan itu. Dalam komunitas, tidak ada ceritanya bahwa masing-masing anggota mengambil keputusannya secara solitaire tanpa keterkaitan dengan yang lain. Sebaliknya, ruang-waktu yang sama tidak otomatis membangun komunitas.

Itulah akibat prinsip asal jadi, bahkan meskipun diawali dengan retret, retret itu tak berhasil membangun komunitas. Membangun komunitas mengandaikan ada prinsip mengikat yang landasannya bukan sekadar asal jadi, melainkan visi-misi yang jelas bagi semua. Dalam komunitas, keberbedaan dan kemajemukan dapat bertahan karena ada visi-misi bagi semua.

Tuhan, bebaskanlah kami dari kepentingan cinta diri yang mencabik-cabik kemanusiaan yang adil dan beradab. Amin.
KAMIS BIASA IV C/1
6 Februari 2025
Posting 2021: Prakemanusiaan
Posting 2019: 4 Sehat 5 Sempurna?
Posting 2015: Jahatnya Dunia Lain

You must be logged in to post a comment.