Allah mencipta dunia ini dan ciptaan-Nya baik-baik saja sampai Anda dan saya hadir di dunia ini. Boleh percaya, boleh tidak, tetapi begitulah kenyataannya, sebelum Anda dan saya ada di dunia ini, ciptaan Allah itu baik-baik saja. Saya tidak mengatakan bahwa Anda dan sayalah yang membuat dunia ini tidak baik-baik saja, tetapi bangsa kita manusia ini memang sejak Adam dan Hawa bikin masalah dunia yang baik-baik saja itu. Kenapa ya? Mungkin karena manusia ciptaan Allah itu berlagak seperti Allah, sok kuasa, tetapi tak sungguh-sungguh bertindak seperti Allah mencipta.
Seperti gimana Allah mencipta?
Teks bacaan pertama hari ini menunjukkan bahwa Allah mencipta bukan dengan simsalabim, melainkan menata dunia yang semrawut alias chaotic ini menjadi cosmos (kosmos saja bacanya, artinya tatanan bin order) yang pada saatnya menjadi setting yang pas bagi bangsa manusia. Artinya, Ia menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, termasuk manusia. Akan tetapi, pada kenyataannya, ada saja manusia yang berlagak seperti Allah, sok kuasa, dan mengambil posisi seakan-akan dominasi terhadap ciptaan lain itu adalah hak atau kuasanya. Dari sanalah muncul eksploitasi alih-alih relasi: SDA dikeruk, masyarakat adat dikepruk, orang lemah digaruk, orang asing dithuthuk, orang miskin semakin terpuruk.
Sebetulnya manusia sok kuasa itu juga mencipta dengan menata sih, meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, tetapi nya di situ melekat pada kepentingan diri. Artinya, SDA dikelola supaya sebesar-besarnya masuk ke kantongnya, hukum diatur supaya kekuasaan tetapi berpusat pada dirinya, bisnis dijalankan supaya monopoli bisa jadi hak intelektualnya, dan seterusnya. Di situ, saya teringat lagi perkara rentenier. Seorang penyuluh pertanian frustrasi karena para petani akhirnya menjual hasil pertaniannya kepada rentenier. Penyewa kios harus merelakan kios sewaannya kepada penyewa yang lebih banyak duitnya dan rentenier bersantai-santai semata karena harga lahannya terus naik tanpa upaya sedikit pun dari dirinya sendiri. Orang dalam lembaga bisa menciptakan proyek dengan mark-up yang menguntungkan dirinya tanpa kerja keras hanya dengan mengandalkan koneksi, begitu seterusnya.
Teks bacaan utama merangkum apa yang dibuat Yesus dengan aneka mukjizat dan penyembuhan, yang kesemuanya menunjukkan pentingnya iman. Iman sendiri tak pernah berarti semata kepercayaan kognitif tetapi selalu terhubung dengan perbuatan untuk terlibat dalam hidup konkret orang. Tinggal mencocokkan saja apakah perbuatan itu paralel dengan perbuatan Allah mencipta tadi, atau perbuatan manusia sok kuasa ala rentenier. Yang pertama bikin cosmos. Yang kedua bikin chaos.
Tuhan, mohon rahmat kekuatan untuk berjerih payah dalam membangun cosmos dengan mengandalkan kuasa-Mu. Amin.
SENIN BIASA V B/1
Peringatan Wajib St. Skolastika
10 Februari 2025
Posting 2021: Sembuh Dong
Posting 2019: All was good
Posting 2017: Syukur Ramah
Posting 2015: Tersentuh Penderitaan
