Saya tidak antiasuransi, wong sadar diri bahwa hidup saya juga disokong oleh jasa asuransi, tetapi jelas basis jaminan yang ditawarkan asuransi adalah just in case: kalau-kalau kecelakan dan bencana menimpa, kalau-kalau sakit ganas menyerang, kalau-kalau anggota keluarga meninggal. Ini adalah tindakan jaga-jaga.com kalau hal-hal yang unpredictable itu terjadi di sekeliling kita. Tentu saja jaminan macam ini takkan membantu jika hal-hal unpredictable itu secara serentak menimpa semua orang, alias kiamat! Semua yang dibayarkan untuk just in case itu tak ada gunanya.
Teks-teks hari ini memang dilandasi keyakinan orang-orang pada masa penulisannya bahwa kiamat akan segera datang. ‘Hari Tuhan’ waktu itu dimengerti sebagai saat yang tak lama lagi akan terjadi, yaitu saat Yesus yang sudah wafat dan bangkit itu kembali lagi datang pada masa kesudahannya. Yakin banget ya orang-orang saat itu, padahal ya belum ada simptom yang secara saintifik bisa dijelaskan mengarah ke sana (suhu bumi yang semakin meningkat, iklim yang kacau balau, kerusakan lingkungan yang masif, senjata nuklir yang siap meluluhlantakkan bumi, dan sebagainya). Belum kapok dengan kelirunya praduga atas kiamat itu, berkali-kali terulang kemunculan tokoh yang mempromosikan kiamat pada tanggal tertentu dan yang lebih konyol lagi itu ya adaaaa aja pengikutnya!
Jaga-jaga.com yang disodorkan Yesus tidak terletak pada hasil kalkulasi atas konsekuensi terjadinya masa depan yang unpredictable (dalam kurun 5 tahun bisa dapat suntikan segar sampai sekian ratus juga, misalnya). Itu cuma semacam P3K doang yang tentu berguna (sebelum kiamat), tetapi tidak eksistensial. Eksistensi hidup orang tidak ditentukan oleh jaminan material yang bisa diprediksikan, tetapi dari kualitas hidup yang dipelihara atau dijaganya. Kualitas hidup ini terdapat pada kualitas tindakannya, bukan pada hasil tindakannya. Orang yang mati pada saat bersungut-sungut tentu beda dengan orang yang menghembuskan nafas terakhirnya saat tertawa kegirangan. Sama-sama mati, tapi yang dibawa orang bersungut-sungut tadi ya sungut-sungutnya, sedangkan yang dibawa mati orang tertawa tadi adalah kegirangannya.
Tentu ini tak bisa dimengerti sebagai sungut-sungut tawa biasa. Ini adalah soal keadaan batin orang; jika tawa orang itu ada dalam konteks desolasi, tentu kekeringan jiwanyalah yang dibawa mati; tetapi jika tawa itu memang tawa dalam konsolasi, tentu kebahagiaan batinnyalah yang jadi bekal kematiannya. Maka dari itu, jaga-jaga.com pertama-tama adalah soal pemeliharaan batin melalui tindakan-tindakan berkualitas yang membawa hiburan rohani. Entah kiamatnya besok atau kemarin, gak ngefek, tindakan berkualitas itu sendiri sudah jadi jaminan, tak perlu ribut pada reward and punishment, tak risau juga pada konsep amal dan balasan setimpal.
Dengan itu, ‘Hari Tuhan’ tak perlu dimengerti secara sempit sebagai hari kiamat, tetapi sebagai masa jaga-jaga.com yang dijalani bersama Tuhan sendiri. So, Dia sudah datang, sejak dulu, sampai nanti masa kesudahannya yang unpredictable itu, sehingga yang penting adalah pilihan-pilihan tindakan bersama Tuhan itu.
Ya Allah, mohon kejelian budi dan hati untuk senantiasa mengandalkan Engkau dalam peziarahan hidup kami. Amin.
HARI KAMIS BIASA XXI C/2
25 Agustus 2016
Categories: Daily Reflection