Mohon Perhatian

Hari ini dimulai masa Adven, kata dari bahasa Latin adventus, suatu istilah teknis untuk masuknya kaisar ke ibukota, biasanya setelah menang perang. Kata ini juga merujuk pada kunjungan atau visitasi pejabat atau kaisarnya sendiri ke suatu provinsi di wilayahnya. Njuk diadopsilah adventus ini oleh orang-orang Kristen sebagai masa persiapan atau penantian kedatangan Tuhan. Sebetulnya aneh juga, gimana mau mempersiapkan kedatangan sosok yang gak jelas kapan datangnya ya?🤭 Teks bacaan hari ini sendiri mengingatkan ketidakjelasan itu: Hati-hati dan berjaga-jagalah sebab Anda tidak tahu kapan waktunya tiba! 

Akan tetapi, mungkin justru pokok itu bisa jadi bahan refleksi Anda: berjaga-jaga itu perkara penantian bermakna, yaitu perhatian yang berharga. Kalau perhatian Anda tak ada harganya, penantian Anda juga tiada artinya. Awas, saya tidak sedang bicara perkara “cinta bertepuk sebelah tangan”!🤭 Saya bicara tentang sikap berjaga-jaga: memberi perhatian pada hal, entah receh eceran atau grosir, yang bermakna. Bagi seorang kaisar yang masuk ibukota itu, hal yang bermakna ialah menang perang. Bagi Anda, saya usul, jangan jadikan menang perang sebagai hal bermakna kecuali jika peperangannya ada di ranah batin dan Anda memihak panji roh baik!😂

Dulu ketika masih dalam tahap pendidikan, saya ditelpon rektor kampus almamater saya. Ini interlokal. Saya tinggal di Jogjakarta, rektor itu di kota tanpa jog. Mestilah ada perkara penting. Rupanya, beliau hendak mengunjungi orang tua saya yang tinggal di Jalan Poncol Jaya dekat Mampang Prapatan. Beliau menanyakan arah untuk sampai ke rumah, dan saya menjelaskan sedetail mungkin dengan menyebut warung burjo, masjid Darussalam, percabangan gang, dan seterusnya, termasuk ada apa saja di sekitar rumah tinggal bapak ibu saya. Rektor rupanya menangkap petunjuk saya dengan mudah.

Segera setelah terima telpon itu, saya menghubungi orang tua saya via telpon ke tetangga sebelahnya. Saya jelaskan kepada ibu saya perlahan-lahan bahwa rektor kampus saya dulu mau berkunjung. Saya berharap ibu saya menyiapkan suguhan sebisanya dan membereskan tempat biar tidak kotor (karena bapak saya nukang di rumah). Setelah panjang lebar omong mengenai usul saya itu, ibu saya menyela,”Sik sik sik, apa rektor yang mau ke sini itu Romo anu?” Ibu saya menyebut namanya dan saya heran kok ibu saya tahu nama rektor almamater saya.
“Loh, kok Ma’e tahu?”
“Lha ini tadi baru saja pulang dari sini.” 🤣🤣🤣 Dasar sontoloyoooo…. sia-sialah “persiapan” saya!

Tuhan, mohon rahmat supaya dalam kerecehan hidup ini, perhatian kami tetap mengarah pada kemuliaan manusia di hadirat-Mu. Amin.


MINGGU ADVEN I B/1
29 November 2020

Yes 63,16b-17;64,1.3b-8
1Kor 1,3-9
Mrk 13,33-37

Posting 2017: Banguuun…
Posting 2014: Ronda Seumur Hidup