Jebulnya God’s Friend itu berpuasa juga. Menurut penulis teks, yang menyorongkannya untuk berpuasa adalah Roh. Apa iya kalau yang menggerakkan beliau itu Roh njuk tujuannya untuk memasukkannya dalam perangkap, mencobainya kuat puasa apa enggak, lulus ato engga’? Kiranya bukan. Padang gurun itu langsung mengingatkan bangsa Israel pada momen exodus, keluar dari cengkeraman bangsa Mesir dan jadi bangsa nomaden selama 40 tahun; itu hidup satu generasi. Pada kurun waktu itulah iman bangsa Israel ditempa. Alhasil, baik orang culas maupun orang jujur ya mesti ditempatkan dalam situasi tertentu sehingga mau tak mau mereka mesti menjatuhkan pilihan. Bisa salah pilih, tapi pokoknya orang mesti mematangkan imannya kepada Allah.
Begitulah 40 hari di padang gurun: gambaran mengenai apa yang menimpa Guru dari Nazareth selama hidupnya. Digambarkan di situ bahwa beliau ketemu tiga karakter: setan, binatang buas, dan malaikat. Siapa mereka itu?
Setan bukan nama pribadi, melainkan hal yang menghambat, melawan apa saja yang hendak bergerak ke arah yang ditunjukkan Tuhan bagi seseorang. Anda ingat bagaimana Guru dari Nazareth menegur keras Petrus dengan sebutan ‘setan’. Itu tentu bukan maksudnya menyebut Petrus sebagai setan, melainkan menunjukkan bahwa Petrus dipengaruhi setan tadi, karena dia hendak menghalangi Guru dari Nazareth untuk menapaki jalan yang diyakininya klop dengan jalan Allah. Dengan begitu, setiap dorongan yang melawan bisikan roh baik, itulah setan. Gerakan yang menciutkan perhatian orang pada dirinya sendiri dan tak peduli pada lingkungan sekitar, itu juga setan. Logika dan mentalitas like-dislike, itu juga bisa jadi setan. Oknum atau lembaga yang mempromosikan imoralitas, mendanai proyek yang merusak kemanusiaan, itu juga representasi setan.
Binatang buas merepresentasikan dunia prakemanusiaan (rasisme, radikalisme, chauvinisme misalnya): siapa kuat dia menang, siapa dominan dia berkuasa, siapa kaya dia menentukan, dan seterusnya. Dulu memang kerap digambarkan Guru dari Nazareth ini akrab-akrab saja dengan aneka binatang buas, tetapi itu gambaran untuk anak-anak. Orang dewasa mengerti bagaimana Guru dari Nazareth ini diumpamakan seperti anak domba, persis untuk mengatakan bahwa cara hidupnya bertentangan dengan ideologi lama dunia dominasi, kebuasan binatang, yang dilakukan para penguasa politik, ekonomi, atau agama.
Malaikat tentu bekerja sebagai pendukungnya untuk progresif, menyingkirkan halangan yang disodorkan setan tadi. Mereka ini adalah pribadi-pribadi yang bekerja di jalur proyek keselamatan Allah bagi semua makhluk-Nya.
Saya tidak tahu Anda mau menghidupi atau membangun karakter yang mana dalam “40 hari” ini.
Ya Tuhan, mohon rahmat kebijaksanaan untuk mengerti kehendak-Mu dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Amin.
HARI MINGGU PRAPASKA I B/1
21 Februari 2021
Kej 9,8-15
1Ptr 3,18-22
Mrk 1,12-15
Posting 2018: Cobaan Hidup
Posting 2015: Fokus pada Dosa? No Way
Categories: Daily Reflection