Pada hari lebaran kedua lalu, Corriere della Sera menyampaikan wawancara dengan Paus Fransiskus dan salah satu poin yang dibicarakan di situ ialah soal kemungkinan pimpinan Gereja Ortodoks Rusia menjadi orang yang dapat membujuk pemimpin Kremlin untuk membuka pintu damai. Paus menggelengkan kepalanya dan berkata,”Saya berbicara dengan Kirill selama 40 menit melalui zoom. Dua puluh menit pertama beliau membacakan catatan di tangannya mengenai seluruh pembenarannya tentang perang.” Paus mendengarkan Kirill baik-baik lalu berkata,”Aku tak tahu apa-apa soal itu. [Sadu]Lur, kita ini bukan ulama negara. Kita tak bisa menggunakan bahasa politik, tetapi bahasa Yesus. Kita adalah gembala dari umat Allah yang sama. Maka dari itu, kita mestinya mencari jalan damai, untuk mengakhiri perang senjata. Seorang Patriark [pimpinan Gereja Ortodoks] tidaklah elok menjadikan dirinya sebagai misdinar atau putra altar [pembantu imam di sekitar altar] Putin!” Konon, Paus ini punya pertemuan dengan Patriark Kirill yang terjadwal di Yerusalem pada tanggal 14 Juni 2022, sebagai tatap muka kedua; tak ada hubungannya dengan perang. Tapi tampaknya mereka membatalkannya. Entahlah…
Jika janji hidup kekal yang disodorkan Yesus dalam teks bacaan hari ini terpenuhi, semestinya perang semacam Ukraina-Rusia tak berlarut-larut. Apakah Yesus ini memberi PHP karena kenyataannya perang itu berlarut-larut?
Saya kira bukan begitu perkaranya. Yesus bukannya tak tahu bahwa manusia punya setidaknya dua kehidupan di dunia ini: yang satu adalah hidup material yang terhubung dengan proses penciptaan semesta, yang lainnya adalah hidup kekal yang tidak tunduk pada hukum material itu.
Seluruh dalih pembenaran perang yang disampaikan Patriark Kirill kepada Paus Fransiskus saya kira sangat berterima jika diukur dengan hukum material, bagaimana pun intrik politiknya. Akan tetapi, hasilnya jelas: kehancuran, void, musnah. Hidup kekal yang dijanjikan Yesus rupanya tak bertumpu pada hukum material biologis, dan ternyata itu bergantung pada pilihan orang yang menerimanya: dia mau jadi misdinar alias putra altar yang mana. Altar hukum material biologis ya ujungnya perang tadi.
Altar yang lain: cinta. Cliché memang, apalagi di blog ini, secliché orang menampiknya, bahkan jika orang itu adalah pastor yang dilayani misdinar, secliché orang mengejar kekuasaan, jabatan, cuan, dan seterusnya. Memang paradoksal: orang mengejar-ngejar uang dan sebagainya itu demi mendapatkan sesuatu yang tidak bisa dijanjikan oleh uang dan sebagainya itu. Wealth, power, war can trick us because they promise what they cannot give.
Tuhan, mohon rahmat kebijaksanaan supaya kami semakin dapat mengalami hidup kekal-Mu dalam kerecehan hidup kami sekarang ini dan di sini. Amin.
HARI MINGGU PASKA IV C/2
8 Mei 2022
Kis 13,14.43-52
Why 7,9.14b-17
Yoh 10,27-30
Posting 2019: Pastor Prengus
Posting 2016: Berminat Jadi Kirik?
Categories: Daily Reflection