Rendah Hati Busuk

Bagi sosok Yahudi yang dalam arti tertentu bisa disebut Orang Gila dari Nazaret, tak perlulah diskriminasi antara orang yang najis dan tak najis, orang bersih dan tak bersih, atau orang berdosa dan tak berdosa karena apa pun atributnya, orang-orang itu adalah orang [loh gimana sih?] per se murni dan suci sebagai anak-anak Allah. Yang bikin problem ‘hanyalah’ perilakunya yang menista keorangannya. Tak mengherankan, Guru dari Nazaret ini tidak punya problem dengan undangan pesta entah dari pemuka agama atau para pendosa. Maklum, bliyo ini kan ngider ke sana kemari dan tentu butuh tumpangan; kalau cuma mau menumpang di tempat pemuka agama, keberpihakannya jadi gimana gitu.

Alhasil, undangan makan baik dari figur publik religius atau pendosa oleh si Guru ini dijabanin aja sehingga tak mengherankan ada sindiran terhadapnya sebagai pelahap dan pemabuk (Luk 7,34). Ini bukan soal menyebut sang Guru sebagai orang yang tamak dan bergelojoh atau rakus, melainkan perkara orang yang dianggap tidak punya penghasilan sendiri dan menerima apa saja yang ditawarkan orang lain. Maka, kerap dinarasikan bagaimana Guru dari Nazaret ini tinggal di rumah seseorang.

Teks bacaan hari ini menunjukkan bahwa Yesus diundang makan oleh salah seorang pimpinan kaum Farisi, yang berniat mengamat-amatinya. Konon, hanya pada hari Sabatlah orang Yahudi makan tiga kali sehari dan siang hari adalah momen untuk mengundang kerabat handai taulan tetangga dan lain-lain, secara khusus para imam yang mereka jumpai dalam ibadat pagi harinya. Undangan makan itu bisa jadi momen untuk melanjutkan wacana, khotbah, interpretasi teks Kitab Suci yang mereka dengar di sinagoga.

Ada lima ayat yang tidak dibacakan hari ini tetapi lima ayat itu menjadi konteks untuk memahami maksud teks hari ini. Ceritanya Yesus menyembuhkan orang lumpuh, dan Anda ingat, itu hari Sabat, yang merupakan hari orang tak diperbolehkan bekerja. Akan tetapi, Yesus menyembuhkannya juga dan orang banyak sesungguhnya ya setuju. Hanya orang yang sok pintarlah yang menggerutu dan mengawas-awasi Yesus karena menganggap tindak-tanduknya kerap melawan perintah agama.

Konon, seorang ‘spiritual’ dalam komunikasinya dengan Tuhan menyampaikan rasa gemasnya karena bahan bakar minyak terus menanjak harganya.
“Tuhan, Engkau sungguh mahakuasa.”
“Sudah tahu, kenapa?”
“Kalau mahakuasa, Engkau tentu bisa berbuat apa saja.”
“Maksud lu?”
“Bahan bakar minyak semakin lama semakin mahal dan persediaan semakin menipis.”
“Haiya jelas, wong namanya SDA yang tak bisa diperbarui!”
“Tapi kan Engkau bisa berbuat apa saja, termasuk mengubah air jadi anggur?”
“Kecil itu mah!”
“Berarti mengganti air asin jadi bahan bakar minyak mesti bisa!”
“Ya bisa, namanya Tuhan Mahakuasa kok!”
“Lalu kenapa Engkau tidak mengubah air laut jadi solar atau bensin saja?”
“Hello, kamu waras dengan pikiranmu itu?”
“Itu demi kepentingan orang banyak yang sekarang semakin susah beli bensin!”
“Terus kamu pikirkan gak orang-orang yang iseng atau ceroboh buang puntung rokok bernyala sembarangan?”
Tuhan memang bisa melakukan apa saja selain melayani kemauan orang tolol yang ‘spiritual’ tadi.

Nasihat yang disodorkan Yesus hari ini bukanlah soal duduk di depan atau di belakang. Anda tahu tulisan ini dibuat untuk menanggapi kondisi jemaat pada masanya. Sudah jamak bahwa kompetisi ada di mana-mana dan kekuasaan begitu populer sehingga orang-orang yang dianggap lemah tidak akan mendapat tempat, mengalami diskriminasi. Komunitas beragama seyogyanya tidak menceburkan diri dalam mentalitas seperti itu. Sebaliknya, orang-orang beriman mestilah rendah hati, tetapi bukan rendah diri.

Artinya, orang tahu diri, tahu kemampuannya, dan kemampuannya itu dipakai justru untuk membantu orang lain supaya orang lain itu jadi berdaya, bukan malah memperdaya. Itulah maksudnya duduk di tempat paling rendah, bukan untuk menaikkan mutu diri sendiri, melainkan untuk melayani terutama mereka yang tak mampu mengekspresikan diri, tak mampu mandiri, supaya mampu menjadi diri sendiri, dan seterusnya.

Tuhan, mohon rahmat kebijaksanaan supaya kami bertekun menjadi pelayan Sabda-Mu dan sesama. Amin.


HARI MINGGU BIASA XXII C/2
28 Agustus 2022

Sir 3,17-18.20.28-29
Ibr 12,18-19.22-24a
Luk 14,1.7-14

Posting 2019: Piring Terbang
Posting 2016: Pemulung Dilarang Masuk?