Ampang

Published by

on

Sekitar sewindu lalu, di alun-alun bin Plaza Revolusi di Havana, Paus Fransiskus bermain kata begini: Chi [qi] non vive per servire non serve per vivere. Jika diterjemahkan verbatim, bunyinya jadi “Dia yang tidak hidup untuk melayani, tidak melayani untuk hidup” atau “(S)he who does not live to serve does not serve to live.”
Saya tidak suka terjemahan verbatimnya, dan saya ingat ada ungkapan Italia “non serve a niente” atau “non serve a nulla.” Jika diterjemahkan dengan mempertimbangkan ungkapan itu, ungkapan Paus itu kiranya berbunyi begini untuk Anda “Jika Anda tidak hidup untuk melayani, hidup Anda gak ada artinya.”

Tentu saja, arti hidup itu akan bergantung pada hal atau sosok yang Anda layani, tetapi ungkapan itu sekurang-kurangnya mengandaikan bahwa hidup Anda tidak ditujukan untuk melayani diri Anda sendiri. Semakin hidup ini diarahkan untuk melayani diri sendiri, semakin hidup itu “non serve a nulla” dan itulah yang membuat orang tidak pernah mengenyam kebahagiaan.

Teks bacaan hari ini mengundang orang beriman untuk tidak hanya jadi bystander, yang bikin orang ngambang meskipun tidak sedang berenang, jadi ampang karena serba gampang, dan jadi kosong akibat kebanyakan bengong. Sebagian orang bertindak semata dengan kalkulasi ekonomis sehingga tindakannya bak pengemis. Sebagian lagi perfeksionis sehingga jadi pesimis. Di hadapan Guru dari Nazareth yang berbelas kasih, setiap orang dipanggil untuk menjadi pribadi merdeka demi hidup yang bermakna. Asumsinya: punya komitmen untuk terlibat, bahkan terhadap hal-hal sederhana.

Tuhan, mohon rahmat supaya belas kasih-Mu sungguh nyata dalam hidup kami. Amin.


RABU ADVEN I
4 Desember 2024

Yes 25,6-10a
Mat 15,29-37

Posting 2020: Pizza di carne
Posting 2019: Join Kenapa?
Posting 2018: Jangan Busuk di Penjara

Posting 2017: DIY God

Posting 2015: Auto Recovery

Previous Post
Next Post