Seperti kata anōthen (Yunani: ἄνωθεν), kata pneuma (Yunani: πνεῦμα) dari sononya punya makna ganda: angin dan roh. Kata ini juga dipakai penulis teks bacaan utama hari ini untuk menggambarkan suatu kelahiran baru alias kebangkitan, yang tak bisa direduksi dalam satu arti. Angin/roh bergerak ke mana mereka mau; orang bisa mendeteksi adanya angin/roh tapi tak bisa memetakannya secara detail. Anak-anak SD tahu bagaimana udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari tempat dingin ke tempat panas, atau dari darat ke laut dan sebaliknya, tapi kiranya tak ambil pusing bin stecu terhadap lokasi persisnya di laut atau darat dan track yang dilalui udara bergerak itu.
Saya bisa menengarai gerak roh, tetapi saya tak mampu mengkalkulasi gerakannya, apalagi merekayasanya. Kelahiran baru atau kebangkitan adalah misteri yang tak bisa sepenuhnya dikontrol oleh pengetahuan seseorang. Bisa jadi, yang merekayasa hidupnya sendiri dan, apalagi, hidup orang banyak, malah tak mungkin mengalami hidup baru alias kebangkitan karena semua-muanya dikontrol oleh ambisi dan akal bulusnya. Tak mengherankan, Nikodemus melontarkan kebingungan bin penolakan seperti saat diberi penjelasan mengenai lahir anōthen: gimana mungkin lahir dari roh?
Lucunya, Yesus menyodorkan ironi Nikodemus: kalian itu terbiasa dengan sesuatu yang kalian gak ngerti tapi kalian omongkan, sedangkan kami (yaitu Yesus dan mereka yang menerimanya) tidak begitu. Tidak begitu gimana? Begini: οἴδαμεν λαλοῦμεν (oidamen laloumen): yang kami ketahui kami katakan. Ini mak jleb banget jika ditilik ayat yang dibacakan kemarin (ayat 2): Nikodemus tahu bahwa Yesus adalah guru utusan Allah. Jebulnya, yang mereka gak ngerti pun mereka omongkan bahkan mereka klaim sebagai pengetahuan! Gimana mungkin, jal, gak ngerti aja bisa omong? Mabuk!
Kunci teks hari ini untuk mengerti kelahiran kembali dari roh ialah kata kerja ὕψóω (Yunani: hypsoō) yang, lagi-lagi, bermakna ganda yang dipadukan: meninggikan dan memuliakan. Sebagaimana patung tembaga ular ditinggikan, begita juga Yesus ditinggikan di salib. Implikasi makna ganda hypsoō ini ialah bahwa tindakan fisik meninggikan adalah juga momen pemuliaan. Dalam teks Yohanes, salib, kebangkitan, dan kenaikan adalah satu peristiwa berkesinambungan. Itu mengapa omong kosong bicara kebangkitan tanpa salib.
Dengan demikian, salib justru vital untuk memahami kelahiran baru bin kebangkitan bin hidup kekal. Hidup kekal tidak diukur dengan darah atau daging atau ambisi orang, melainkan dengan kehendak Allah. Di sini, kekal bukan durasi keberadaan seseorang, melainkan kehadiran kehendak Allah yang never ending. Kalau begitu, hidup kekal bukanlah kesuksesan yang tertunda, melainkan kesuksesan memaknai air, daging, angin kehidupan dalam kaitannya dengan roh. Singkatnya, salib bikin makna ganda anōthen dan pneuma masuk akal: dilahirkan dalam roh berarti lahir kembali lewat salib. Jer basuki mawa beya. Runyamnya, orang cenderung terima basukinya dan membiarkan orang lain menanggung beyanya: mereka yang tak berpengetahuan tetapi banyak cakap di depan mic atau tak mau mencari pengetahuan baru.
Ya Allah, mohon rahmat kebangkitan untuk setia pada salib-Mu. Amin.
HARI SELASA PASKA II
PW St. Katarina dari Siena
29 April 2025
Posting 2020: Bebas Meterai
Posting 2019: Cerah Agama
Posting 2018: Melarisi Rompi Oranye
Posting 2016: Reklamasi… Dengan Ini…
Posting 2015: Real-Time Heaven
Posting 2014: Kristenisasi Yang Nonsense
