Sebagian dari Anda dan saya mungkin akan tertawa jika orang memberi jalan keluar persoalan dengan doa. Yak opo seh orang jualan tekor kok malah diminta berdoa. Jualan susah ya beresin divisi pemasarannya, brandingnya, layanan after-salesnya, atau perbaiki produknya dong, kok malah berdoa!
Saya masih bisa menertawakan nasihat itu karena mengerti bahwa tawa saya itu muncul dalam konteks doa yang dipahami sebagai ritual belaka. Mana ada orang bisnisnya maju semata karena tiga kali Salam Maria, bukan? Pada kenyataannya, kebanyakan orang memahami doa dalam arti seperti itu. Tidak keliru sih, cuma tidak lengkap. Yang lengkap kek gimana? Ya yang mengintegrasikan yang ritual dengan yang faktual dan aktual dan tual-tual yang lainnya. Teks bacaan pertama hari ini mengisahkan pergumulan Yakub dan malaikat Allah. Entah Anda percaya pada malaikat atau tidak, poinnya ialah Yakub bergumul dan pergumulan itu melibatkan seluruh kekuatan hidup yang dimilikinya. Dibutuhkan endurance, dibutuhkan perseverance.
Celakanya, yang punya endurance dan perseverance ini kok malah yang jadi benalu kehidupan: nebeng fasilitas negara untuk foya-foya, numpang kerabat/keluarga yang punya jabatan, dan seterusnya. Di hadapan yang begini ini, nasihat tentang doa tidak lagi berkonteks ritual, tetapi ungkapan petisi yang terwujud dalam pergumulan dalam kepasrahan kepada pemilik panenan. Di satu sisi, Anda dan saya butuh branding atau pengembangan produk dalam pergumulan yang terarah pada semacam quest for God: bukan objek pencarian seperti cuan dan emas (meskipun bisa jadi sarana), melainkan objek pencarian makna, tujuan hidup yang memungkinkan kebahagiaan lebih langgeng. Status quo, paradoksnya, bertentangan dengan kelanggengan kebahagiaan.
Di lain sisi, Anda dan saya menaruh harapan bahwa semesta mendukung kemunculan orang-orang yang punya endurance dan perseverance dalam hal pencarian makna seperti itu. Di situ, Anda dan saya butuh juga doa yang ritual.
Tuhan, mohon rahmat perseverance dan endurance untuk menangkap kedalaman makna cinta-Mu. Amin.
SELASA BIASA XIV C/1
8 Juli 2025
Selasa Biasa XIV C/1 2019: Minta Berkat Dong
Selasa Biasa XIV A/1 2017: Berani Berdoa Sungguhan?
Selasa Biasa XIV B/1 2015: Bencana dan Efek Jera?
