Sebetulnya apa yang salah dengan kekayaan sih, kok dalam bacaan Injil hari ini Yesus membahas lagi soal pemuda kaya yang kemarin mundur teratur untuk mengikuti saran Yesus karena hartanya banyak? Hari ini Yesus berkata lebih keras lagi: sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga… lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat 19,23-24)! Asem ik, kita susah-susah ngumpulin uang untuk bantu banyak orang masih juga dibilang susah masuk kerajaan Allah? Njuk maunya Allah ini gimana?
Tenang, bray! Kemarin kan sudah dijelaskan soal perubahan sudut pandang terhadap kemiskinan: bukan sebagai syarat yang menjadi beban untuk mencapai keselamatan, melainkan sebagai akibat meluapnya cinta kepada Allah (sehingga kemiskinan bukan tuntutan berat lagi, wong namanya jatuh cinta kok, apa aja dijalani). Hari ini dalam bacaan pertama ditunjukkan bahaya kekayaan yang dimaksud Yesus: engkau adalah manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. Dengan hikmatmu dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. Karena engkau sangat pandai berdagang engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau jadi sombong.
Jadi, sebetulnya di situ aja sih persoalannya: orang berpolah tingkah sedemikian rupa seolah-olah atas usahanya sendirilah ia mencapai keselamatan, pencerahan, kehidupan abadi. Oleh karena itu, yang diminta dari umat beriman ialah mengupayakan kekayaan yang diperoleh karena rahmat Allah juga. Kalau kemudian ia menjadi sombong atas kenaikan gaji, pangkat, posisi, harta dll, dengan menganggap itu semata kemampuannya sendiri, ia sudah di ambang pintu menyamakan diri dengan Allah, Sang Pencipta, Sang Pemelihara. Sikap arogan seperti ini membuat orang kaya tak selamat!
Tuhan, bantulah aku untuk bersyukur atas penyelenggaraan-Mu dan meletakkan seluruh hasil usahaku dalam kemurahan hati-Mu.
SELASA BIASA XX
23 Agustus 2014
Categories: Daily Reflection
aku orangnya sombong nggak sih Mo? kadang iya kadang enggak.. hmmmpph…
LikeLike
Hanya kamu dan Tuhanmu yang tahu, haha….
LikeLike