Saya yakin, seperti saya, Anda juga tidak akrab dengan domba, ular, dan merpati. Sayangnya, implied reader teks bacaan hari ini adalah mereka yang sudah akrab dengan binatang-binatang itu, yaitu orang-orang sezaman Guru dari Nazareth di wilayah sekitar Sungai Yordan sana. Konteksnya ialah para murid yang dalam bacaan kemarin dikisahkan diutus mewartakan kabar gembira. Pewartaan ini diumpamakan seperti perginya domba-domba ke tengah-tengah serigala yang sudah lumrah memangsa domba.
Nah, karena situasi yang keras seperti itu, Guru dari Nazareth menyarankan supaya mereka jadi cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Dalam konteks hidup implied reader, ular terasosiasikan dengan makhluk yang sedemikian jeli sehingga bahkan Adam dan Hawa terkelabui oleh kecerdikannya. Sementara itu, merpati sangat dekat dengan ritual keagamaan bagi mereka yang tak sanggup membeli hewan kurban yang lebih mahal. Artinya, merpati yang pasrah itu membantu orang-orang kecil untuk menjalankan kewajiban agama mereka.
Menariknya, sifat cerdik dan tulus itu hendak dilekatkan pada domba yang diutus ke tengah-tengah serigala, ke tengah-tengah pemangsa, ke tengah-tengah bahaya. Harap diingat bahwa domba yang dimaksud di situ adalah domba yang punya gembala, bukan sembarang domba yang liar mengikuti keinginan dirinya semata. Alhasil, cerdik dan tulus ada dalam konteks kualitas domba yang dalam bahaya masih dapat mendengarkan suara gembalanya. Dengan begitu, real reader alias Anda dan saya tak perlu banyak cingcong tentang kecerdikan dan ketulusan, karena yang penting acuannya jelas: mendengarkan suara gembala tadi. Tak ada artinya orang cerdik dan tulus tetapi berujung pada kemauannya sendiri.
Dalam salah satu dialog sinetron yang kami tonton setiap malam, ada perjumpaan romantis Wuji dengan kakek gurunya yang rupanya pernah berpesan kepada Wuji supaya tidak bergabung dengan sekte jahat. Ndelalahnya, Wuji justru jadi ketua sekte jahat! Bertanyalah dia pada kakek gurunya apakah dia tidak kecewa dan sedih karena cucunya ini bukan hanya bergabung, melainkan juga jadi pimpinan sekte jahat. Jawaban kakek guru kurang lebih begini: Dua kata ‘baik’ dan ‘jahat’ sebetulnya sulit dibedakan. Jika seorang anggota sekte ‘baik’ menyimpan pemikiran tak bermoral, dia menjadi murid yang ‘jahat’. Sebaliknya, anggota sekte ‘jahat’ dengan hati yang baik akan menjadi manusia sejati. Jadi, kalau orang bisa memimpin sekte jahat menuju kebaikan dan menuju jalan kebenaran dan menjadi berkah bagi dunia, tak ada alasan bagi kakek guru untuk memarahi cucunya.
Karena ini bukan blog filsafat (Yin Yang), mari sepintas saja menelaah kebijakan Timur itu. Rupanya, problem ‘baik’ dan ‘jahat’ menjadi relatif terhadap kebenaran, karena ‘baik’ dan ‘jahat’ bisa jadi cuma label. Supaya kebenaran juga bukan cuma label bikinan orang, manusia beriman sepantasnya seperti domba tadi, yang mendengarkan gembalanya. Kecerdikan dan ketulusan bukan lagi semata perkara ‘tak ada udang di balik batu’, melainkan soal kualitas orang yang unmixed, unconfused, tak kacau dalam mendengarkan suara gembala.
Pribadi yang seperti ini, tak ayal lagi, bisa dijuluki ‘jahat’ atau ‘baik’, bergantung dari perspektif mana dilihatnya. Akan tetapi, pribadi yang unmixed ini justru mengalami kedamaian, kebahagiaan bahkan meskipun ia ada dalam ancaman bahaya terkaman serigala. Satu-satunya alasan: karena dia sungguh connect dengan Allahnya.
Tuhan, mohon rahmat kebijaksanaan supaya dalam setiap hiruk pikuk hidup ini, kami tetap mampu mengenali suara-Mu. Amin.
JUMAT BIASA XIV A/2
10 Juli 2020
Jumat Biasa XIV B/2 2018: Bahayanya Iman
Jumat Biasa XIV C/2 2016: Silakan Mringis
Jumat Biasa XIV A/2 2014: Apakah TV Bisa Bertobat?
Categories: Daily Reflection
Dear Romo, of course we stay tuned to this beautiful channel, and into God😇
We all love you, and look forward for yr ev’ryday enlightenment
Send my best regards to yr FB fans😄, i know they love you quite a lot
The world is too beautiful to waste our time being angry or sad
Btw, i hv found out more about you, i mean really you haha, about yr books n hv bought them, and been reading them n enjoy them🤩
We shall be wise as serpents n as innocent (harmless) as doves, as you has taught us
And I’ll behave 😁😄😊
LikeLike