Angkat Muka Dong

Senangkah Anda bahwa salah satu menteri ditangkap KPK?😂 Senang ya? Toss dulu! Kita sama-sama senang, tapi mungkin untuk alasan yang berbeda.🤭 Saya tidak tahu alasan Anda senang, tetapi saya mendapat contoh untuk mengerti apa artinya “bangkit dan angkatlah mukamu” dalam teks bacaan hari ini. 

Ide utamanya ya seperti kemarin, soal gaya apokaliptik: menguak selubung misteri akhir zaman yang menghalangi orang melihat kebaruan hidup. Pernah saya jelaskan, tetapi mungkin bukan di sini, perbedaan antara misteri dan masalah. Kalau koneksi jaringan internet Anda putus, meskipun seluruh peranti yang ada di rumah Anda beres, Anda tidak sedang berhadapan dengan misteri. Anda berhadapan dengan masalah, dan persoalan ini pasti bisa dipecahkan dengan sains tanpa peduli apakah Anda jengkel, stres, marah, dan sebagainya.

Kemarin saya mencoba membantu tetangga yang koneksi internetnya sudah putus beberapa hari. Menurut providernya, tidak ada masalah terdeteksi dari pusat, semua fungsi berjalan baik. Saya coba reset routernya, tetapi masalah belum terpecahkan. Mengganti kabel juga tak menyelesaikan masalah. Usut punya usut, bukan jaringan rumahnya yang bermasalah, melainkan kabel dari provider ke rumahnya yang putus. Akan tetapi, penasaran saya tak berhenti di situ. Kalau kabel putus, harusnya provider tahu dong ada koneksi yang putus, tapi kok tak terpantau providernya? Mosok mereka bohong sih? Jebulnya, tetangga saya ini punya dua koneksi dengan dua nomor, yang dilaporkannya adalah nomor jaringan yang baik-baik saja. Dasar tiwul!

Serumit atau sesederhana itulah persoalan hidup manusia yang tak bisa dikualifikasi sebagai misteri. Iman, cinta, damai, kebahagiaan, dan sejenisnya, tak bisa direduksi sebagai persoalan atau masalah belaka, bahkan meskipun orang kerap mengucapkan frase “masalah rumah tangga”, “masalah percintaan”, “masalah iman”, dan seterusnya. Tentu saja, gak lucu juga menggembar-gemborkan “misteri kehancuran rumah tangga” atau “misteri kegagalan cinta” (ini kèk lagu dangdut ya?). Akan tetapi, pada kenyataannya, itu memang misteri!

Karena misteri, penguraian masalahnya tak cukup dengan perhitungan sains atau prinsip komersial: kamu saya bayar, kasih saya ini ya, selesaikan urusan tanah ini, izinkan ekspor benur ya, eaaaaaa….. Penyelesaian masalahnya melibatkan sikap, keyakinan, hidup mereka yang terlibat di dalamnya, yaitu subjek yang ada dalam misteri itu. Persis itulah yang hendak diingatkan oleh Guru dari Nazareth ketika beliau menyodorkan wacana mengenai tanda-tanda zaman akhir itu. Beliau omongnya di Bait Allah, di Yerusalem, dan jelas dalam pandangan beliau ada begitu banyak umat beragama yang memandang hidup mereka, termasuk hidup keagamaan, dengan prinsip komersial (do ut des).

Muka orang-orang seperti itu senantiasa terpukaw dan terpaku pada urusan indrawi. Tentu saja, yang bisa memukau memang yang indrawi. Mana mungkin Anda mengagumi kecantikan wanita tanpa kepalanya, bukan? Akan tetapi, jadi lain perkara kalau Anda terpaku pada kecantikannya. Pandangan Anda jadi sangat terbatas, miopia, tak sanggup menatap lebih jauh daripada wajah indrawi tadi. Anda mengobjekkannya, mengidolakannya, memberhalakannya. Maka, wajarlah saran Guru dari Nazareth tadi: angkatlah mukamu, tataplah perkara yang membuat kecantikan tadi memberi martabat bagi zaman baru.

Tuhan, mohon rahmat untuk kreatif lagi solutif. Amin.


KAMIS BIASA XXXIV A/2
Pw Yohanes Berchmans (SJ)
26 November 2020

Why 18,1-2.21-23;19,2-3.9a
Luk 21,20-28

Kamis Biasa XXXIV B/2 2018: Hening
Kamis Biasa XXXIV C/2 2016: Pernah Di-PHP Tuhan?
Kamis Biasa XXXIV A/2 2014: Tunggu Gak Pake Lama