Toserba

Orang beriman tak butuh penjelasan eksistensi Allah, yang bagi orang tak beriman tak pernah masuk akal. Problem umat beriman sesungguhnya bukanlah soal menjelaskan eksistensi Allah, melainkan bagaimana membuat hidupnya masuk akal. Celakanya, hidup sebagian orang beragama mungkin tak masuk akal, sehingga tak bisa jadi bahan penjelasan atau bukti eksistensi Allah.

Teks bacaan hari ini menggambarkan bagaimana Guru dari Nazareth menghela nafas panjang karena pemuka agama yang gemar bersoal jawab dengannya mempertanyakan suatu tanda dari surga. Prinsipnya ya sama seperti paragraf pertama tadi. Jika orang percaya, ia tak butuh tanda justru karena dunia sekelilingnya sudah dipenuhi tanda. Jika orang tak percaya, tanda apa pun takkan berbunyi baginya.

Kemarin saya mendapat ucapan Happy Valentine dari anu, lalu saya balas setiap hari saya palentinan; dan pagi ini saya mendapat kiriman status medsos yang tak bisa saya akses karena saya tak berteman dengan pengunggahnya. Status ini intinya sama dengan balasan ucapan saya tadi tetapi jauh lebih mak nyesss di hati. Begini bunyinya: Happy valentine, my Dad! Everyday is valentine for us! Love you

Yang bikin jauh lebih mak nyesss di hati bukan ucapan bahasa Inggrisnya, melainkan bahwa itu adalah tulisan tangan seorang anak (sekitar lima tahunan saya kira) kepada ayahnya yang baru tiba di rumah. Bunda anak ini, penyintas kanker, belum genap dua minggu dipanggil Tuhan (RIP Icha🙏). Saya tak perlu menjelaskan bagaimana perasaan sang ayah yang selama hidup putrinya ini (tentu juga sejak sebelum kelahirannya) menjadi teman penyintas kanker, yang dengan segala pergumulannya mencoba membongkar aneka tanda di sekelilingnya sedemikian rupa sehingga hidup mereka dapat dilihat oleh sang putri itu sebagai daily valentine.

Begitulah Pé èR orang beragama: melihat dunia hidupnya sebagai toserba gratis yang bisa dimanfaatkan untuk menyatakan cinta Allah kepada dunia. Godaannya tetap berlaku: korupsi tanda supaya bisa dikuasai untuk kenyamanan, gelojoh, posisi, kejayaan, kemuliaannya sendiri.

Tuhan, mohon rahmat supaya hidup kami boleh jadi tanda cinta-Mu. Amin.


SENIN BIASA VI B/1
15 Februari 2021

Kej 4,1-15.25
Mrk 8,11-13

Posting 2019: Puasa Kuasa
Posting 2017: Konstitusional Sih, Tapi..
Posting 2015: Iri Hati Gak Boleh…Katanya