Dagang

Andaikanlah di negeri ini ada orang yang begitu berkuasa, lebih berkuasa dari negara. Dia bisa memengaruhi ranah legislatif, yudikatif, maupun eksekutif. Orang ini pasti tak sendirian, mestilah punya banyak rekanan di tiga institusi negara itu. Dengan begitu, ada lebih banyak lagi rekanan di luar tiga institusi itu. Orang seperti ini menghalalkan segala cara dan bisnisnya bisa bergerak di aneka macam transaksi, mulai dari perdagangan narkoba sampai ke perdagangan manusia. Di antara keduanya bisa diisi aneka macam perdagangan, entah halal atau haram. Apa yang menyatukan aneka macam bisnis itu? Ya mesti wae tak lain dan tak bukan, apa lagi kalau bukan duit cuan, kan?

Pokoknya, ujung-ujungnya duit gitulah. Dengan duit, semua bisa diatur seturut hukum resiprositas yang sejak minggu terakhir ini saya singgung. Ada input, ada output, semua melibatkan duit; juga kalau itu berkaitan dengan agama; karena agama pun butuh duit. Bahkan, ini saya nulis di blog juga butuh duit.😂😂😂 Benar-benar tak ada makan siang gratis di sini, kalau bukan saya yang bayar, ya mesti orang lain yang menanggungnya. Tengkyu3.

Yesus, Sang Guru itu, juga bukan orang yang tak bersentuhan dengan duit, tidak anti duit juga. Akan tetapi, bisa Anda bayangkan, sebetulnya hidupnya dijalankan untuk melawan ketidakadilan yang tersirat dalam paragraf pertama tadi. Kongkalikong politik dan agama itu sangat kuat sehingga mereka yang masuk dalam lingkaran penguasa tadi bakal terjamin hidupnya. Sebaliknya, yang tidak ikut dalam gotong royong perampasan duit itu akan gigit jari; yang mencoba merongrongnya terancam mati.

Para pengikut Yesus kiranya berada dalam situasi yang kurang lebih seperti itu. Mereka berhadapan dengan serigala berbulu domba. Dari tukang pungut pajak sampai pemilik lapak, semuanya money-oriented. Baik penjajah maupun tukang tadah, sebagian besar bermata hijau atau merah seturut nominal duit yang bisa diperolehnya. Tak ada perbedaan antara barang dan orang, semua jadi objek dagang. Lebih runyam lagi, bahkan mimbar agama dan kompleks ibadat dikuasai oleh pemuka agama yang matanya juga hijau atau merah seturut nominal duit tadi. Beberapa tahun sebelumnya, Yohanes tukang baptis dipenggal. Sekarang ini, Guru mereka sendiri dijual layaknya barang dagangan seharga 30 syikal perak. Tak ada jalan keluar dari dunia berbasis mentalitas dagang ini.

Paska berarti momen pembuka jalan keluar itu. Paska menantang mentalitas dagang tadi. Paska digambarkan oleh penulis kitab suci sebagai momen perlawanan. Batu penutup kubur dan penjaga makam adalah representasi kekuatan yang hendak menempatkan Yesus seperti orang-orang lain sebelumnya yang masuk dalam syeol, dalam dunia orang mati, dan tak akan kembali lagi di dunia ini seperti Lazarus yang dikeluarkan dari makam oleh Yesus ini juga. Mereka tampaknya berhasil melakukannya karena memang Yesus ini tidak keluar dari syeol seperti Lazarus.
Tapi tak ada yang mengira bahwa gempa, simbol intervensi Allah, membuat niat kekuasaan tadi tumpul; dan itulah kebangkitan; itulah Paska.

Yesus tak kembali ke dunia bermentalitas dagang, tetapi kebangkitannya adalah jalan keluar bagi orang yang percaya: bukan soal keluar dari kubur, melainkan soal keluar dari mentalitas dagang. Para murid itu pun mengalami kebangkitan sebagai jalan keluar. Kelak mereka sadar bahwa dengan kebangkitan ini, tak ada lagi budak atau hamba; sehingga perdagangan manusia tidak semestinya jalan keluar bagi mereka. Begitu pula narkoba dan aneka obat yang sedianya dipakai untuk membantu martabat manusia tetapi malah menghancurkannya.

Kebangkitan akhirnya menghindarkan orang beriman untuk menghindari relasi transaksional dengan Allah dan sesama; seakan-akan manusia ini bisa bertransaksi dengan Penciptanya. Akhirnya, di hadapan situasi buntu, tampaknya pengikut Yesus ya cuma diminta untuk berteguh hati pada nilai Kerajaan Allah yang sudah diperjuangkan Yesus dengan konsekuensi kematiannya. Dunia pastilah menyodorkan jalan buntu dengan mentalitas dagangnya; tanpa kebangkitan, hanya jalan buntu itu yang ditemuinya. Di situ, setiap nurani dihadapkan pada jalan keluar atau jalan buntu. Jalan keluarnya ya sebetulnya sederhana; menghentikan mentalitas dagang.

Tuhan, mohon rahmat kesetiaan untuk bertekun dalam nilai kebangkitan-Mu. Amin.


MALAM PASKA A/1 (Vigili)
8 April 2023

Kej 1,1.26-31a
Kej 22,1-18
Kel 14,15-15,1
Yes 54,5-14
Yes 55,1-11
Bar 3,9-15.32-4,4
Yeh 36,16-17a.18-28

Rm 6,3-11
Mat 28,1-10

Posting 2020: Happy Heroes
Posting 2017: Transformed Women

Posting 2014: Mau Bukti Kebangkitan Kristus
 
*