Entah Anda hendak mengakhiri tahun ini dengan berkembang api ria atau tidur setahun, saya sarankan Anda untuk tidak lupa bernafas dan semoga nafas Anda menjadi hirupan dan hembusan syukur. Saya tidak mengatakan bahwa tahun ini berjalan baik-baik saja, tetapi landasan syukur bukanlah ‘yang baik-baik saja’ belaka, melainkan bahwa Tuhan Allah itu emmanuel. ‘Allah beserta kita’ itu tidak bergantung pada mindset Anda dan saya, kecuali Anda menganggap Allah itu sebagai objek di samping objek-objek lainnya di sekeliling Anda.
Teks bacaan utama hari ini menegaskan bahwa ‘orang-orang kepunyaan-Nya’ tidak menerima-Nya. Tidak perlulah ambil pusing mengenai ‘orang-orang kepunyaan-Nya’ itu siapa seakan-akan ada orang yang bukan kepunyaan-Nya. Kemanusiaan ini seutuhnya kepunyaan-Nya, tetapi entah berapa besar dari mereka yang menerima emmanuel. Ini bukan perkara menerima istilah emmanuel, melainkan soal meniti setiap momen dalam kesadaran hidup di hadirat Allah.
Anda dan saya mungkin tak sepakat mengenai dua pemilihan umum di tahun ini, tetapi menyebut dua proses politik itu sebagai hal yang ‘baik-baik saja’ bukanlah opsi saya, meskipun saya bukan tifosi atau penentang partai atau figur publik tertentu. Saya percaya, tidak ada partai atau figur yang bersih murni, setelah benih-benih korupsinya dipupuk sejak Orde Baru. Akan tetapi, tentu ada orang/partai kotor yang punya alat kekuasaan dan ada yang tidak. Yang tak punya alat kekuasaan tentu hanya bisa mengandalkan etika dan moralitas, tetapi apa relevansinya etika dan moralitas bagi mereka yang punya alat kekuasaan dan mindsetnya juga kekuasaan?
Peristiwa tragis hari-hari ini mengundang simpati, dan lebih-lebih profesionalitas awak pesawat bisa jadi cermin bagaimana Anda dan saya mengelola hidup. Konon, seorang pramugari yang selamat dari kecelakaan pesawat, meskipun kondisi fisiknya parah, berupaya terlebih dahulu mencari tahu bagaimana kondisi penumpang pesawat yang diawakinya. Saya tidak tahu apakah itu bagian dari SOP pramugari, tetapi, pun jika itu adalah SOP, prosedur itu sendiri sudah menunjukkan keberpihakan kepada mereka yang lebih rentan.
Emmanuel memang berarti yang punya kuasa itu menggunakan kekuasaannya bukan demi per se kekuasaan, melainkan demi melayani mereka yang tidak punya kekuasaan; memberdayakan mereka yang rentan, yang rapuh, yang tergilas oleh para pecandu kekuasaan. Syukurlah emmanuel. Orang tak perlu tertipu untuk memandang ke bawah supaya bisa bersyukur. Syukur tidak berasal dari sentimen bahwa orang beruntung atau nasibnya lebih baik atau tidak mengalami kemalangan seperti orang lain, tetapi berasal dari relasi batin dengan Allahnya.
Semoga Anda dan saya mendapat rahmat secukupnya untuk menyatakan bahwa Allah memang beserta kita. Amin.
HARI KETUJUH OKTAF NATAL
31 Desember 2024, Selasa
Posting 2020: Up and Down
Posting 2019: Syukurin
Posting 2018: Terpaksa Ikhlas
Posting 2016: Lagu Akhir Tahun
Posting 2015: Good Bye, Ilusi
Posting 2014: Kapan Pangling kepada Dia?
